kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Kinerja Reksadana Pendapatan Tetap Diprediksi Makin Mantap di Semester II-2024


Selasa, 30 Juli 2024 / 19:53 WIB
Kinerja Reksadana Pendapatan Tetap Diprediksi Makin Mantap di Semester II-2024
ILUSTRASI. Kinerja reksadana pendapatan tetap diperkirakan masih positif di semester II-2024.


Reporter: Nadya Zahira | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja reksadana pendapatan tetap diperkirakan masih positif di semester II-2024. Imbal hasilnya (return) reksadana pendapatan tetap juga diproyeksi masih jawara dibandingkan reksadana jenis lain di tahun 2024.

Hal ini tercermin dari Data Infovesta Utama yang melaporkan bahwa dalam sepekan terakhir return terbesar dicatatkan reksadana pendapatan tetap yaitu pada kisaran 0,11%. 

Terlebih, kinerja reksadana pendapatan tetap telah teruji sejak tahun lalu. Berdasarkan riset Infovesta, indeks yang mengukur kinerja reksadana pendapatan tetap mencatatkan imbal hasil tertinggi sebesar 4,73% selama tahun 2023.

Direktur Utama PT Surya Timur Alam Rayat Asset Management (STAR AM) Hanif Mantiq mengatakan,kinerja reksadana pendapatan tetap masih cukup menarik di semester II-2024. Pasalnya, pergeseran yield naik sudah selesai di awal tahun, sehingga ke depannya investor bisa menantikan penurunan suku bunga.

"Jadi saya lihat prospek reksadana pendapatan tetap masih sangat baik di semester II-2024, seiring dengan rencana pemotongan Fed Fund Rate yang mungkin juga diikuti penurunan suku bunga Bank Indonesia (BI)," kata Hanif kepada Kontan.co.id, Selasa (30/7).

Baca Juga: Kinerja Reksadana Pendapatan Tetap Diramal Positif pada Semester II-2024

Hanif menilai, saat ada pemangkasan suku bunga maka obligasi tenor pendek akan mendapatkan dampak terlebih dahulu dengan kenaikan harga dan yield bakal turun. Sehingga investor bisa memanfaatkan untuk berinvestasi pada produk reksadana pendapatan tetap. 

Dalam pengelolaan reksadana pendapatan tetap, STAR AM masih akan menerapkan manajemen aktif. Strategi tersebut memilih tenor dan seri yang memiliki imbal hasil dan nilai yang relatif menarik, sehingga dapat memberikan kinerja optimal untuk investor.

"Reksadana pendapatan tetap STAR AM seperti Star Stable Income Fund diperkirakan memberikan imbal hasil mendekati 6% per tahun. AUM Star Stable Income Fund tumbuh 40% selama 2024, dari Rp 3 triliun menjadi Rp 4 triliun," kata Hanif.

Hanif mengatakan, pihaknya membidik target ambisius pada tahun 2024. STAR AM menargetkan menambah total dana kelolaan (AUM) sebesar Rp 7 triliun pada 2024. Dengan begitu, diperkirakan, total dana kelolaan STAR AM akan meningkat dari Rp 16 triliun menjadi Rp 23 triliun. 

Hanif menjelaskan, strategi utama untuk mencapai target ini meliputi optimasi pemasaran digital, peningkatan penjualan langsung ke institusi dan perusahaan, intensifikasi kerja sama dengan agen penjual reksadana, serta peluncuran produk reksadana online.

"Kami optimis dapat mencapai target pertumbuhan AUM kami, berkat strategi pemasaran yang komprehensif dan berfokus pada kebutuhan investor kami,” kata Hanif

Direktur Batavia Prosperindo Aset Manajemen (BPAM) Eri Kusnadi juga memperkirakan kinerja reksadana pendapatan tetap masih bergerak positif di semester II-2024. Hal ini didorong pemangkasan suku bunga The Fed, yang sudah dinantikan para investor.

Eri menilai, prospek reksadana pendapatan tetap di tahun ini akan tergantung pada dinamika suku bunga, kondisi ekonomi global dan domestik, serta preferensi risiko investor. Dus, investasi dalam reksadana pendapatan tetap sebaiknya memperhatikan kondisi ekonomi global.

Baca Juga: Dana Kelolaan Reksadana Indeks Terangkat Pulihnya Kinerja Indeks Saham

Ia juga mengatakan kondisi ekonomi global di tahun ini perlu diwaspadai karena beberapa instrumen investasi seperti obligasi cukup mengalami tekanan akibat kondisi ekonomi Amerika Serikat (AS) yang cukup kuat dan mengakibatkan terjadinya foreign outflow. 

"Kondisi arus keluar tersebut dikhawatirkan dapat mengakibatkan terjadinya volatilitas terhadap instrumen obligasi," kata Eri saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (30/7).

Kendati begitu, Eri mengatakan, reksadana pendapatan tetap masih cukup diminati karena meskipun return-nya lebih rendah dibandingkan dengan reksadana saham, namun kelas aset ini tetap relevan untuk diversifikasi portofolio dan perlindungan nilai investasi dalam kondisi tertentu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×