kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Indeks penjualan riil masih kontraksi, ini rekomendasi saham emiten barang konsumsi


Rabu, 13 Januari 2021 / 07:10 WIB
Indeks penjualan riil masih kontraksi, ini rekomendasi saham emiten barang konsumsi


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penjualan eceran pada bulan November 2020 turun dari bulan Oktober 2020. Bank Indonesia (BI) mencatat, Indeks Penjualan Riil (IPR) pada bulan tersebut sebesar 181,3 atau turun dari IPR pada bulan sebelumnya yang sebesar 183,5.  

Jika dilihat secara kategori, IPR kategori makanan, minuman, dan tembakau menjadi salah satu segmen yang terkontraksi. Mengutip data BI, kategori makanan, minuman, dan tembakau mencatatkan angka IPR sebesar 221,6, turun 1,2% dari IPR bulan sebelumnya yakni di angka 222,7.

Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Okie Setya Ardiastama menilai, melemahnya IPR khususnya di kategori makanan, minuman, dan tembakau  disebabkan masyarakat saat ini cenderung lebih berhati-hati untuk mengeluarkan pendapatan yang telah berjalan sejak awal pandemi.

Meskipun saat ini sudah terlihat adanya perbaikan, Okie melihat faktor pengurangan jumlah karyawan seperti PHK dan juga pemangkasan gaji masih menjadi tekanan terhadap penurunan daya beli masyarakat. Di sisi lain, pemerintah telah menggelontorkan sejumlah program dan stimulus yang bertujuan untuk meningkatkan daya beli masyarakat.

Baca Juga: IHSG naik empat hari berturut-turut, net buy asing Rp 770 miliar pada Selasa (12/1)

Misalnya, pada Januari 2021 ini, pemerintah akan kembali memberikan bantuan langsung tunai (BLT) subsidi gaji senilai Rp 1,2 juta. Pemerintah juga menyiapkan anggaran Rp 12 triliun untuk program bansos tunai (BST) yang akan disalurkan kepada 10 juta keluarga penerima manfaat (KPM), masing-masing penerima akan mendapatkan Rp 300.000 selama empat bulan.

Meski demikian, hemat Okie, sejumlah stimulus tersebut dinilai belum mampu mengembalikan daya beli masyarakat yang melemah sepanjang 2020. “Pemulihan ini membutuhkan waktu, dimana saat ini masyarakat juga berada pada fase penyesuaian dengan kebiasaan baru yang juga menjadi faktor lambatnya pemulihan daya beli,” ujar Okie kepada Kontan.co.id, Selasa (12/1).

Sehingga, Okie melihat lemahnya daya beli ini masih dapat berlanjut pada tahun ini. Alhasil, kinerja emiten industri barang konsumsi masih berpotensi melambat. Pilarmas Investindo Sekuritas merevisi target untuk saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) yakni hold dengan target harga Rp 7.500 per saham.

Sedangkan untuk saham PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), investor bisa melakukan buy dengan target harga masing-masing Rp 11.800 per saham dan Rp 7.650 per saham.

Baca Juga: Kemendag terima 931 pengaduan konsumen sepanjang tahun 2020




TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×