Reporter: Benedicta Prima | Editor: Khomarul Hidayat
Penguatan LQ45 juga bisa didorong oleh kenaikan beberapa saham konstituen yang sudah mengalami penurunan cukup dalam. Frederik melihat, sejak awal tahun beberapa saham ini turun cukup dalam dan menjadi pemberat LQ45.
Di sektor pertambangan ada saham PTBA yang anjlok 47,91% secara year to date hingga Rabu (2/10). Lalu harga saham ITMG yang jatuh 40% di periode sama, dan saham INDY merosot 17,67%.
Baca Juga: Wall Street tumbang akibat resesi manufaktur
Sementara di sektor industri rokok, saham HMSP longsor 39,62% ytd dan saham GGRM jatuh 39,19%.
Hal senada diungkapkan Analis Panin Sekuritas William Hartanto. Menurutnya, tekanan pada LQ45 disebabkan risiko global dan rata-rata saham indeks ini sudah mengalami downtrend. Dus, ia pun memprediksi hingga akhir tahun, indeks LQ45 masih akan menurun terbatas.
“Hampir semua menjadi penekan, secara khusus lebih banyak dari perbankan,” jelas William.
Misal, hingga Rabu (2/10), harga saham BBNI turun 21,31% sejak awal tahun (ytd), saham BBTN melorot 24,21% ytd dan BMRI turun 11,53% ytd.
Baca Juga: Analis: Terlepas dari perhitungan PER, IHSG masih menarik
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News