kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Indeks High Dividend 20 lebih anjlok dibanding IHSG, ini sebabnya


Selasa, 05 Mei 2020 / 17:28 WIB
Indeks High Dividend 20 lebih anjlok dibanding IHSG, ini sebabnya


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada perdagangan hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat tipis 0,54% ke level 4.630,133. Meski telah menguat 0,15% dalam sebulan perdagangan, IHSG masih memberi return -26,5% sejak awal tahun atau secara year-to-date (ytd).

Akan tetapi, masih ada indeks yang kinerjanya lebih anjlok dibandingkan dengan IHSG. Salah satunya adalah Indeks High Dividend 20 (IDX High Dividend 20) yang ambles 32,27% sejak awal tahun. Sebagai informasi, Indeks High Dividend 20 adalah indeks harga atas 20 saham yang membagikan dividen tunai selama tiga tahun terakhir dan memiliki dividend yield yang tinggi.

Baca Juga: Rekomendasi teknikal saham NIKL, BBRI dan PGAS perdagangan besok, Rabu (6/5)

Dengan kata lain, indeks ini berisi emiten yang loyal membagikan dividen kepada pemegang saham, sebut saja emiten pertambangan seperti PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT United Tractors Tbk (UNTR), hingga emiten perbankan pelat merah seperti PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI).

Secara umum, Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta Utama menilai, anjloknya indeks ini tidak lepas faktor global, yakni pandemic virus Corona (Covid-19) yang menyebabkan kinerja pertumbuhan ekonomi dalam skala global, regional, dan nasional melemah.

“Sehingga hal ini membuat ada emiten yang mengeluarkan kebijakan untuk menunda pembagian dividen. Itu mempengaruhi kinerja indeks High Dividend 20 turun,” terang Nafan kepada Kontan.co.id, Selasa (5/5).

Salah satu emiten yang ‘batal’ membagikan dividen adalah PT Matahari Department Store Tbk (LPPF). Emiten ritel ini memutuskan menarik rekomendasi pembayaran dividen sebelumnya dan akan mengusulkan penangguhan dividen tersebut pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan. Alasannya adalah potensi tertekannya kinerja Perseroan di tengah pandemic Covid-19.

Baca Juga: IHSG ditutup menguat 0,54% ke level 4.630,13 pada perdagangan Selasa (5/5)

Sementara itu, Presiden Direktur CSA Institute Aria Santoso mengatakan, penundaan rapat umum pemegang saham (RUPS) karena adanya kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) memang berdampak ke penundaan jadwal pembagian dividen di beberapa emiten.

Selain itu, sentimen penurunan harga saham anggota indeks ini mencerminkan kekhawatiran investor akan proyeksi kinerja emiten di tahun 2020 yang akan mengalami perlambatan.

“Tentu preferensi para penggemar dividen akan berganti ke emiten lain ketika suatu emiten memutuskan untuk tidak membagikan dividen,” ujar dia saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (5/5).

Baca Juga: IHSG menguat tipis 0,25% ke 4.617 pada akhir perdagangan sesi I

Ditambah, para investor juga mencermati bagaimana perlambatan pertumbuhan kinerja emiten selama periode PSBB. Meski demikian, Aria bilang pembagian dividen sesungguhnya adalah hasil kinerja di tahun 2019 yang belum terdampak oleh pandemi.

Kontan.co.id mencatat, beberapa saham emiten penghuni indeks ini mengalami penurunan harga yang cukup dalam. Saham ITMG misalnya, terkoreksi 33,33% sejak awal tahun. Saham UNTR ambles 41,43% sejak awal tahun.

Saham LPPF lebih parah lagi. Emiten grup Lippo ini anjlok 69,36% sejak awal tahun.

Baca Juga: IHSG naik, intip rekomendasi sejumlah saham untuk perdagangan Selasa (5/5)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×