Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sentimen dari Amerika Serikat menggoyang perdagangan investor global. Akibatnya terjadi pemburuan aset safe haven dan dollar. Poundsterling yang terpukul data neraca dagang dan Brexit jadi koreksi di depan yen Jepang. Di pasar spot Pasangan GBP/JPY pada penutupan 9 Februari turun 0,53% ke 150,493.
Poundsterling jatuh karena data neraca dagang Inggris untuk bulan Desember terlihat defisit menjadi 13,6 miliar poundsterling dibanding periode sebelumnya yang defisit 12,5 miliar poundsterling.
Adapun isu Brexit kembali mencuat setelah Michael Barnier, Kepala Negosiasi Brexit dari Uni Eropa menyatakan periode transisi Brexit tidak dapat dipastikan.
Berikutnya untuk isu Brexit, pasar dapat menantikan rapat komite Eropa alias European Council Summit pada 22-23 Maret. "Nasib perundingan Brexit akan dibahas lagi disini, kemungkinan bisa ada titik temu antara Inggris dan UE," jelas Analis Global Kapital Investama Alwi Assegaf, Sabtu (10/2) kepada KONTAN.
Sedangkan dari sisi Jepang, yen mendapat sokongan karena koreksi panjang pada saham global membuat investor melarikan asetnya ke mata uang safe haven tersebut. "Investor sedang kumpulkan aset dan masuk ke yen karena aksi risk aversion," jelas Alwi.
Namun untuk fundamental Jepang, praktis tidak ada data terbaru yang menyebabkan penguatan yen.
Secara teknikal, terlihat indikator moving average (MA) 10 dan MA 55 di area negatif, indikator moving average convergence divergence (MACD) mulai turun ke netral. Adapun indikator stochastic telah masuk ke area oversold dan indikator relative strength index beri sinyal sell di area 37.
Alwi beri rekomendasi Sell on Strength dengan support 148,93 - 147,65 - 146,99 dan resistance 150,84 - 152,17 - 153,58.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News