Reporter: Yuwono Triatmodjo |
JAKARTA. Tahun ini, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) mengincar tiga blok minyak dan gas (migas) untuk diakuisisi. PGAS menyiapkan dana US$ 1 miliar untuk memuluskan aksi tersebut.
Manajemen PGAS belum mengumumkan nama blog yang menjadi target akuisisi. Tapi, PGAS memprioritaskan akuisisi pada hak partisipasi blok gas, yang siap berproduksi.
Kepala Riset Batavia Prosperindo Sekuritas, Andy Ferdinand menilai, akuisisi itu akan berdampak positif bagi PGAS. Jika memiliki lapangan gas sendiri, volume distribusi PGAS bisa bertambah serta mampu memenuhi permintaan gas di dalam negeri yang tinggi. Keuntungan lain, PGAS bisa meningkatkan posisi tawar terhadap pemasoknya terkait harga pembelian.
Analis Bahana Securities, Jennifer Frederika Yapply, bilang, meski akan memiliki blok gas sendiri, PGAS tetap tak bisa menghilangkan ketergantungan gas dari para pemasoknya. Dari volume distribusi gas di 2012 sebanyak 807 juta kaki kubik per hari (mmscfd), PGAS memperoleh pasokan dari Pertamina, Conocco Philips dan Medco E&P.
Jennifer juga menilai, ekspansi PGAS ke hulu ini bukannya tanpa risiko. "Belum lagi risiko kandungan gas yang rendah," tutur dia. Menurut dia, risiko akan lebih kecil bila PGAS masuk dengan membeli saham bagian pemerintah daerah (Pemda) di sejumlah blok migas.
Memang, kalau dari sisi risiko keuangan, rencana akuisisi blok migas masih relevan mengingat kas PGAS kuat. Akhir 2012, PGAS memiliki kas sebanyak US$ 1,5 miliar. Analis eTrading Securities, Andrew Argado memprediksi, hingga akhir tahun ini, kas PGAS akan bertambah menjadi US$ 1,8 miliar.
Sebagai catatan, PGAS lebih menyenangi pembiayaan ekspansi lewat dana internal. Namun mengingat rencana akuisisi ini nilainya besar, sehingga pembiayaan eksternal melalui pinjaman bank cukup dimungkinkan. Tolak ukurnya adalah rasio utang terhadap ekuitas (DER) PGAS masih di bawah 1 kali.
Di luar rencana akuisisi tersebut, prospek bisnis organik PGAS sendiri masih baik. Estimasi Jennifer, PGAS bisa menaikkan volume distribusi gas sebesar 6,56% menjadi 860 mmscfd. Dengan asumsi ini, dia menghitung, pendapatan PGAS di 2013 akan naik 28,6% menjadi US$ 3,31 miliar dari US$ 2,57 miliar di 2012. Sedangkan, laba bersihnya akan naik 5,8% menjadi US$ 943 juta.
Sedangkan, Andrew memprediksi, pendapatan PGAS tahun ini hanya akan tumbuh 8% menjadi US$ 2,7 miliar dan laba bersihnya turun menjadi US$ 884 juta. Hitungan Andy, PGAS akan mencetak kenaikan pendapatan 26,49% menjadi US$ 3,25 miliar, serta laba bersih akan 7,4% menjadi US$ 957 juta.
Jennifer merekomendasikan beli saham PGAS dengan target Rp 6.800 per saham, mencerminkan PER 2013 sebesar 18,5 kali. Senada, Andrew juga merekomendasikan beli saham PGAS dan mematok target harga di posisi Rp 6.150 per saham dengan PER 17,7 kali.
Meski menyenangi prospek PGAS, Andy merekmendasikan hold dengan target harga Rp 6.000. Alasannya Andy, harga PGAS sudah mencapai valuasinya. Kemarin (22/4) harga saham PGAS turun 0,83% menjadi Rp 6.000 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News