CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Impor CPO India turun


Kamis, 12 Maret 2015 / 14:35 WIB
Impor CPO India turun
ILUSTRASI. Cokelat dan permen tak boleh dikonsumsi bayi usia di bawah 1 tahun


Reporter: Fitri Nur Arifenie | Editor: Uji Agung Santosa

MUMBAI. Impor minyak sawit mentah alias crude palm oil (CPO) India tergelincir. Di Februari 2015, pembeli CPO terbesar di dunia ini mengurangi impor karena ada spekulasi pemberlakuan pajak.

Menurut data yang disusun oleh Bloomberg, pada Februari lalu, pembelian minyak sawit mentah India turun 7,8% mencapai 600.000 metrik ton dibandingkan Januari. Angka ini merupakan level paling rendah dalam delapan bulan.

Sementara itu, total pengiriman minyak sayur termasuk untuk kebutuhan industri turun 16% menjadi 920.000 ton.Impor minyak olahan India melonjak ke rekor 2,1 juta ton di awal Februari. Sementara, impor selama periode November 2014 hingga Januari 2015 tembus 3,42 juta ton atau tumbuh 17% ketimbang periode sama tahun lalu.

Begitu pula dengan impor minyak kedelai meningkat dua kali lipat menjadi 200.000 ton pada Februari 2015 secara year on year. Sedangkan, pembelian minyak bunga matahari dari luar negeri meningkat 25% menjadi 75.000 ton.

Para importir menahan pembelian bulan lalu karena stok yang masih melimpah dan spekulasi bahwa Pemerintah India akan membatasi pembelian dari luar negeri. Volume impor CPO akan pulih jika tidak ada pemberlakuan pajak secara tiba-tiba.

"Banyak pedagang menunda pembelian untuk mengantisipasi peningkatan tarif pajak dalam anggaran," ujar Ashok Sethia, Direktur Eksekutif Sethia Oils Ltd seperti dikutip Bloomberg.

Impor minyak nabati India melonjak ke posisi tertinggi mencapai 11,8 juta ton pada 31 Oktober 2014. Hal ini mendorong Pemerintah India menaikkan pajak impor CPO dari 2,5% menjadi 7,5% pada Desember 2014 lalu.

Selain itu, Pemerintah India juga menaikkan pajak impor minyak yang sudah diolah dari 10% menjadi 15%. Rencananya, pemerintah akan menaikkan besaran tarif hingga 10% untuk CPO dan 25% bagi minyak olahan.

Lonjakan permintaan

Meskipun Pemerintah India memberlakukan pajak untuk menekan laju kenaikan impor, pembelian dari luar negeri terus tinggi. Sebab, permintaan minyak India meningkat.

BV Mehta, Direktur Eksekutif The Solvent Extractors meramalkan, permintaan minyak sayur dan nabati India akan melompat 33,16% antara lima tahun hingga enam tahun mendatang.
Permintaan minyak sayur dan nabati India tahun ini mencapai 19,3 juta ton. Nah, pada tahun 2020-2021, India membutuhkan 25,7 juta ton minyak sayur dan nabati.

Mengikuti pertumbuhan permintaan, impor minyak India juga diperkirakan naik 40,5%. Tahun ini, impor minyak akan mencapai 11,6 juta ton. Di tahun 2020-2021, impor minyak menjadi 16,3 juta ton.

India memenuhi kebutuhan CPO dari Indonesia dan Malaysia. Sedangkan, minyak kedelai India dipasok dari Brasil, Amerika Serikat (AS) dan Argentina.

Sandeep Bajoria, Chief Executive Officer Sunvin Group mengamini bahwa impor CPO India akan terus berkembang. Selain persediaan dalam negeri kurang, pertumbuhan volume impor karena harga yang rendah. Menurutnya, harga CPO bisa mencapai US$ 300 per ton.        

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×