kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Impack Pratama (IMPC) membidik pertumbuhan pendapatan 4%


Selasa, 02 Oktober 2018 / 07:55 WIB
Impack Pratama (IMPC) membidik pertumbuhan pendapatan 4%
ILUSTRASI. Impack Pratama Industri IMPC


Reporter: Willem Kurniawan | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Impack Pratama Industri Tbk (IMPC) harus memberi tambahan bunga kepada para pemegang obligasi. Ini karena Impack tidak mampu menjaga rasio utang. Keputusan ini diambil dalam rapat umum pemegang obligasi (RUPO) pada Selasa (25/9).

Chairul Kurniawan, Sekretaris Perusahaan IMPC Senin (1/10) mengatakan, IMPC diberi syarat untuk menjaga rasio EBITDA (laba sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi) terhadap biaya bunga 4:1. Namun, pada laporan keuangan tahun 2017, rasio EBITDA terhadap biaya bunga IMPC hanya 3,21:1.

Nah berdasarkan hasil RUPO, pemegang obligasi IMPC sepakat untuk menurunkan rasio keuangan tersebut. Yakni rasio utang bersih atau net debt terhadap EBITDA 2,5:1 dalam kondisi normal. Sedangkan jika ada akuisisi rasio net debt terhadap EBITDA 3:1 untuk periode 12 bulan sejak tanggal akuisisi efektif. Pemegang obligasi juga memasang rasio EBITDA terhadap beban bunga pinjaman tidak kurang dari 2,5:1.

Selain itu, pemegang obligasi meminta kompensasi atas kelalaian yang dilakukan Impack dengan memberi bunga tambahan pada dua obligasi yang dirilis. Yakni 0,29% untuk obligasi perusahaan ini yang dirilis pada tahun 2016 seri A dengan kupon awal 10%. Nilai obligasi Rp 400 miliar. Sedangkan obligasi seri B tahun 2016 dengan kupon 10,5% diberi tambahan 0,3%. Namun tambahan bunga ini hanya sekali sejak RUPO.

Chairul mengatakan, ke depan produsen plastik ini akan memperbaiki kinerja keuangan dengan berusaha meningkatkan penjualan baik dari volume penjualan maupun dari harga jual. IMPC berencana akuisisi produsen atap untuk meningkatkan nilai aset dan bisnis di 2019.

Namun, IMPC tidak menjelaskan detail rencana tersebut. "Efisiensi juga dilakukan dengan menambah output produksi dan mendaur ulang scrap dihasilkan," kata Chairul. IMPC menargetkan pendapatan tumbuh 4% di tahun ini dari Rp 1,19 triliun di 2017. IMPC menargetkan pertumbuhan laba kotor 30%-32% dengan tingkat EBITDA berkisar 16%.

Analis Panin Sekuritas William Hartanto menyarankan, wait and see untuk saham IMPC. Pergerakan saham IMPC juga berada di range yang sempit. "Sehingga kurang menarik untuk investor, terutama investor ritel," ujar William. Senin (1/10), saham IMPC turun 1,02% menjadi Rp 975 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×