Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Khomarul Hidayat
Siswa pun optimistis prospek pasar obligasi akan cerah. "Walaupun asing takut masuk ke pasar obligasi denomiasi rupiah, mereka masih bisa memburu obligasi dengan denominasi dollar AS," kata Siswa.
Kompak, Ramdhan juga yakin, dalam jangka panjang pasar obligasi akan semakin baik prospeknya. Menurut Ramdhan, persoalan perang AS dan Iran hanya akan terjadi sementara karena efeknya hanya akan merugikan kedua negara tersebut.
Baca Juga: Yield turun, lelang sukuk Selasa (14/1), diprediksi ramai peminat
Alhasil, bila persoalan geopolitik mereda maka potensi penguatan di pasar obligasi maish bisa berlanjut.
Ramdhan memproyeksikan di semester I-2020 yield SUN berpotensi turun ke 6,75%.
Hanya, saja kembali lagi, tidak dipungkiri potensi dana asing keluar (hot money) masih terbuka jika kondisi global kembali tidak pasti. Belum lagi, ada permasalahan kepercayaan karena pasar keuangan dalam negeri bertubi-tubi menghadapai persoalan seperti gagal bayar Jiwasraya, dugaan korupsi Asabri, dan ditutupnya beberapa reksadana di tahun lalu.
"Persoalan tersebut akan jadi pembelajaran dan dalam jangka panjang dengan pengawasan yang lebih baik, maka iklim investasi di dalam negeri bisa semakin sehat dengan begitu bisa semkain menarik investor asing dan domestik," kata Ramdhan.
Baca Juga: Utang Masih Jadi Andalan untuk Menutup Defisit Anggaran premium
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News