Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mengalami tekanan sepanjang kuartal pertama 2020. Emiten batubara ini mencatatkan penurunan laba dan pendapatan bersih sepanjang tiga bulan pertama 2019.
BUMN tambang yang berbasis di Sumatra Selatan ini membukukan pendapatan senilai Rp 5,12 triliun di kuartal I 2020, turun 4,01% secara year-on-year. Pada periode sama tahun lalu, PTBA mampu meraup pendapatan senilai Rp 5,33 triliun.
Sementara laba bersih PTBA merosot 20,5% menjadi Rp 903,24 miliar. Di periode sama tahun lalu, laba bersih PTBA mencapai Rp 1,13 triliun.
Baca Juga: Gara-gara virus corona, Bukit Asam (PTBA) bakal revisi capex tahun ini
Meski kinerja tertekan, Analis MNC Sekuritas Catherina Vincentia menilai saham PTBA masih menarik. Salah satu daya pikat saham emiten pertambangan barubara ini adalah imbal hasil dividennya.
“Saham PTBA masih menarik karena dividend yield-nya cukup tinggi,” ujar Catherina saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (4/5).
Direktur Utama Bukit Asam Arviyan Arifin mengatakan, saat ini keputusan mengenai pembagian dividen masih menunggu keputusan pemegang saham. Namun, pihaknya mengusulkan pembagian dividen sama dengan tahun lalu.
Sementara Kepala Riset Kresna Sekuritas Robertus Yanuar Hardy menilai, harga saham PTBA telah merosot 52% selama 12 bulan terakhir, menyusul penurunan indeks harga batubara Newcastle sebesar 29,5% .
Namun, dengan laba per saham atau earning per share (EPS) tahun 2019 sebesar Rp 362,6 dan rasio pembayaran dividen yang diharapkan sebesar 75%, Robertus memproyeksikan, PTBA dapat membagikan dividen final sebesar Rp 272 per saham, atau 14,5% dari harga saat ini.
Baca Juga: Simak ikhtiar Bukit Asam (PTBA) menjaga kinerja di tengah pandemi corona
Selanjutnya rekomendasi saham PTBA
Mengingat potensi imbal hasil dividen yang menarik serta posisi strategisnya sebagai distributor batubara utama bagi PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), Robertus mempertahankan rekomendasi buy untuk saham PTBA dengan target harga Rp 2.270 per saham.
Senada, Catherina juga menilai, saham PTBA telah jatuh cukup dalam. Saham PTBA bahkan mencapai level terendahnya selama tiga tahun terkhir pada 19 Maret 2010, yakni di level Rp 1.485 per saham.
Baca Juga: Bukit Asam (PTBA) kalkulasi ulang rencana produksi dan penjualan tahun 2020
MNC Sekuritas merekomendasikan netral untuk sektor batubara. Meski demikian, situasi pasar saat ini membuat saham PTBA menjadi lebih menarik. Bukan hanya dari potensi rebound di masa depan, tetapi juga dari valuasi yang relatif murah.
Pada penutupan perdagangan Senin (4/50, harga saham PTBA melemah 3,20% ke level Rp 1.815 per saham. Saham PTBA diperdagangkan dengan price to earning ratio (PER) 5,78 kali.
Catherina merekomendasikan buy saham PTBA dengan target harga Rp 2.310 per saham.
Baca Juga: Ini dua skenario yang disiapkan managemen Bukit Asam (PTBA) mengantisipasi corona
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News