kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Imbal hasil besar reksadana dollar


Senin, 24 Oktober 2016 / 08:45 WIB
Imbal hasil besar reksadana dollar


Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Indeks dollar Amerika Serikat (AS) tahun ini memang cukup tertekan, lantaran kursnya melemah. Meski begitu, reksadana berbasis dollar AS justru bisa membagikan imbal hasil tinggi.

Berdasarkan data Infovesta Utama, per 19 Oktober 2016, reksadana dollar jenis saham bisa memberi imbal hasil 23,71%, lebih tinggi ketimbang return reksadana dollar jenis lainnya. Imbal hasil reksadana saham dollar ini juga melampaui kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), yang hanya naik 17,77% di periode tersebut.

Sementara, reksadana dollar jenis campuran mencetak return 14,11% dan return pendapatan tetap sebesar 6,35%. Hanya saja, reksadana dollar jenis pasar uang mencetak imbal hasil negatif, yakni merosot 5,19%.

Senior Research & Investment Analyst Infovesta Utama Wawan Hendrayana menjelaskan, return reksadana dollar jenis saham dan campuran tumbuh pesat ditopang kondisi bursa saham domestik yang cenderung bullish.

Penguatan ini ditopang oleh pemangkasan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI). Tambah lagi, program pengampunan pajak periode pertama cukup sukses dan meraih tebusan sebanyak Rp 97,1 triliun.

Tingkat inflasi dalam negeri juga terjaga di bawah 3% dan pertumbuhan ekonomi bisa melebihi 5%. Sementara return reksadana dollar jenis pendapatan tetap tersendat lantaran aset dasarnya berupa obligasi berdenominasi dollar AS, semisal INDON.

Sementara reksadana dollar beraset pasar uang memarkir dana pada deposito dollar AS dan obligasi dollar AS bertenor kurang dari setahun. "Yield-nya kecil sekali. Return juga lebih didorong oleh kenaikan harga obligasi," papar Wawan.

Kuat hingga akhir tahun

Wawan menganalisa, rencana kenaikan suku bunga The Fed akan berdampak negatif bagi reksadana pendapatan tetap dollar. Sebab harga obligasi berpeluang terkoreksi. Sebaliknya, reksadana pasar uang dollar akan diuntungkan.

Reksadana saham dollar juga rentan terkoreksi, tapi tidak terlalu dalam. Apalagi ke depan, kebanyakan sentimen di pasar sudah terukur dan diperhitungkan oleh investor. "Justru faktor windows dressing yang akan lebih kuat akhir tahun," terang dia.

Wawan memprediksi, hingga pengujung 2016, rata-rata reksadana saham dollar berpotensi memberi return hingga 25%. Sementara imbal hasil reksadana campuran dollar bisa melebihi 15%.

Senior Research Analyst pasardana.id Beben Feri Wibowo sepakat, return reksadana dollar jenis saham dan campuran akan tetap menanjak. Maklum, pasar menyukai kebijakan pemerintah. Performa kurs rupiah di hadapan mata uang Negeri Paman Sam juga cukup oke.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×