kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Iklan dan promosi emiten barang konsumsi fokus pada produk potensial


Kamis, 12 November 2020 / 13:13 WIB
Iklan dan promosi emiten barang konsumsi fokus pada produk potensial
ILUSTRASI. Investasi terhadap iklan dan promosi mulai kembali seperti saat sebelum pandemi melanda.


Reporter: Kenia Intan | Editor: Wahyu T.Rahmawati

Tidak jauh berbeda, PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) mengungkapkan masih menjaga rasio iklan dan promosi di level yang sama dengan sebelumnya. Direktur Keuangan Sido Muncul Leonard mengungkapkan tetap mempertahankan rasio iklan dan promosi terhadap penjualan di bawah level 10%.

"Masyarakat secara umum masih perlu waktu penyesuaian sampai benar-benar pulih kembali," kata Leonard kepada Kontan.co.id, Rabu (11/11). Pemangkasan pada akun biaya iklan dan promosi merupakan salah satu langkah yang dilakukan SIDO dalam menerapkan efisiensi operational expenditure (opex).

Akun iklan dan promosi dipangkas karena menjadi salah satu komponen biaya yang besar di laporan keuangan. Pihak SIDO pun menjadi lebih selektif dan efektif dalam melakukan aktivitas iklan dan promosi.

Hingga akhir 2020, SIDO memastikan akan menjaga ketersediaan produk kami di semua saluran atau channel penjualan. Di sisi lain tanggap terhadap permintaan produk yang dibutuhkan masyarakat Indonesia, serta menjaga ketersediaan bahan baku. 

Baca Juga: Hasil survei BI: Penjualan eceran di bulan September 2020 kontraksi 8,7% yoy

Sekadar informasi, hingga kuartal III 2020 SIDO mencatatkan promosi dan iklan hingga Rp 38,14 miliar. Jumlah ini menurun dari sebelumnya Rp 84,21 miliar atau ditekan 54,71% yoy. 

Masyarakat yang cenderung menahan pembelanjaan juga dirasakan oleh PT Kino Indonesia Tbk (KINO). Oleh karenanya, KINO terus memantau pengeluaran segmen-segmen ditahan terlebih dahulu. "Di sana kami melakukan pengurangan spending agar tidak membuang sumber daya secara percuma," ungkap Direktur dan Sekretaris Perusahaan Kino Indonesia Budi Muljono, Selasa (10/11).

Adapun KINO memprioritaskan iklan dan promosi pada produk-produk yang masih memiliki permintaan dan punya potensi pertumbuhan tinggi. Budi mengamati, pandemi Covid-19 memang mengubah kebiasaan konsumen. Sehingga, pihak KINO perlu menyesuaikan strategi untuk memaksimalkan kesempatan yang ada. 

Baca Juga: Konsumen pesimistis kondisi ekonomi terkini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×