Reporter: Nur Qolbi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun tipis 0,09% ke posisi 5.110,19 pada perdagangan Rabu (22/7). Padahal, IHSG sempat menyentuh 5.142.04 pada sesi I perdagangan dari level pembukaan di 5.114,71.
Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta Utama mengatakan, berakhirnya IHSG di zona merah disebabkan oleh pidato Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terkait kekhawatiran bahwa kasus Covid-19 di AS akan semakin meningkat.
Hal ini disikapi investor dengan sangat hati-hati.
Baca Juga: Saat IHSG menguat, saham-saham ini banyak diobral asing pada sesi I, Rabu (22/7)
Kemudian, dari segi domestik, pelaku pasar juga masih mencermati stimulus dari pemerintah sebagaimana tertuang dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang masih belum terserap secara optimal.
"Penurunan IHSG juga disebabkan oleh minimnya data makroekonomi domestik maupun global yang dapat memberikan high positive impact terhadap pasar," tutur Nafan saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (22/7).
Sementara itu, Analis Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan menilai, koreksi yang terjadi menjelang akhir perdagangan hari ini lebih disebabkan oleh faktor teknikal. Mengingat, level 5.130-5.150 merupakan resistance kuat IHSG.
Baca Juga: Saham-saham ini masuk dalam koleksi asing pada sesi I, Rabu (22/7)
"Jadi, terdapat kecenderungan profit taking ketika penguatan mulai tertahan pada kisaran level tersebut," kata Valdy.
Untuk perdagangan Kamis (23/7), Valdy memprediksi IHSG akan kembali bergerak fluktuatif dengan kecenderungan melemah. Menurut perkiraannya, IHSG bakal bergerak dengan support di 5.075 dan resistance di 5.130.
Salah satu hal yang membayangi IHSG adalah faktor psikologis berupa antisipasi investor terhadap laporan kinerja keuangan emiten kuartal II-2020, terutama yang bergerak pada sektor-sektor yang diperkirakan terdampak cukup signifikan oleh pandemi Covid-19. Di samping itu, pelaku pasar turut mengantisipasi data pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II-2020.
Baca Juga: Harga saham tiga emiten farmasi pelat merah mentok auto rejection atas (ARA)
"Investor juga masih akan mencermati perkembangan jumlah kasus positif Covid-19 yang terkonfirmasi, bukan hanya di Indonesia tapi secara global juga," ucap Valdy.
Oleh sebab itu, untuk perdagangan Kamis (23/7), ia merekomendasikan investor untuk trading buy saham-saham defensif, seperti GGRM, ICBP, INDF, UNVR dan HMSP. Di sisi lain, ia menyarankan investor untuk menunggu adanya indikasi konsolidasi sebelum melakukan buy on support pada saham-saham properti dan konstruksi, seperti BSDE, PWON, CTRA, ASTI, PTPP, WIKA dan WSKT.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News