kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

IHSG turun 7%, apakah pasar makin berisiko?


Kamis, 26 April 2018 / 17:10 WIB
IHSG turun 7%, apakah pasar makin berisiko?
ILUSTRASI. Layar elektronik perdagangan saham Bursa Efek Indonesia


Reporter: Elisabet Lisa Listiani Putri, Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kenaikan suku bunga Amerika Serikat (AS) yang masih akan berlangsung hingga tahun depan serta imbal hasil surat utang AS yang menembus level psikologis menyebabkan pasar saham Asia meriang sepekan ini.

Hari ini, IHSG tergerus dalam. IHSG menggenapi penurunan sepekan atau lima hari perdagangan berturut-turut. Kamis (26/4), IHSG turun 2,81% ke 5.909. Dalam lima hari penurunan, IHSG merosot 7,03%.

Sat Duhra, manager portofolio Janus Henderson mengatakan, ada tiga negara Asia yang seharusnya dihindari investor saat ini. Ketiga negara ini adalah India, Indonesia, dan Filipina.

Duhra mengatakan, ketiga negara ini menambah belanja negara dengan tingkat yang mengkhawatirkan menjelang pemilihan umum. "Saya pikir, disiplin fiskal tidak tampak di negara-negara ini, terutama India. Jadi negara-negara ini perlu dihindari," kata Duhra kepada CNBC.

Asing memang tampak menghindari ketiga negara. Nilai tukar ketiga negara ini mencatat kinerja terburuk sejak awal tahun. Nilai tukar peso Filipina melemah 4,42% sejak awal tahun. Sedangkan rupee turun 4,33% pada periode yang sama.

Mata uang rupiah melemah 2,41% sejak awal tahun. Won Korea menyusul dengan pelemahan nilai tukar 1,24% sejak awal tahun.

Berdasarkan data Bloomberg, dari ketiga negara ini, Indonesia mencatatkan penjualan bersih asing terbesar, yakni US$ 2,3 miliar sejak awal tahun hingga kemarin. Sedangkan penjualan bersih asing di pasar saham Filipina sebesar US$ 765,63 juta. 

India masih mencatat pembelian bersih hingga US$ 1,48 miliar sejak awal tahun. Tapi, aksi jual asing terus terjadi berturut-turut sejak 13 April.

Selain ketiga negara ini, aksi jual asing yang tampak dari penjualan bersih di pasar saham terjadi di bursa Korea Selatan. Penjualan bersih asing di pasar saham mencapai US$ 2,79 miliar hingga hari ini.

Edwin Sebayang, Kepala Riset MNC Sekuritas mengatakan, kondisi fiskal ketiga negara bukan menjadi sesuatu yang baru. "Ini karena murni suku bunga," kata Edwin.

Dia mengatakan, emerging market memang dilihat memiliki risiko tinggi, termasuk risiko suku bunga. "Daripada di tempat berisiko dengan return yang sama, mending balik," ujar Edwin.

Dia melihat, pasar saham bisa kembali menguat setelah turun dalam lima hari perdagangan berturut-turut. Dengan penurunan berturut-turut hingga 7%, banyak saham-saham yang murah. Edwin melihat, support IHSG berada di 5.823 yang menunjukkan price to earning (PE) 15 kali dan resistance 6.360 yang menunjukkan PE 16,4 kali.

David Sutyanto, Kepala Riset Ekuator Swarna Sekuritas mengatakan, investor asing lari dari pasar baik itu pasar saham maupun pasar obligasi. "Kalau kita lihat sudah lima hari. Kalau sudah turun hingga 3%, besok biasanya rebound," kata David.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×