Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali memerah ikuti jejak bursa global pada perdagangan Kamis (9/6). Mengacu data RTI, indeks ditutup terkoreksi 0,80% atau 39,267 poin ke level 4.876,794.
Ada 142 saham bergerak turun, 135 saham bergerak naik, dan 110 saham stagnan. Perdagangan hari ini melibatkan 5,52 miliar lot saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 5,36 triliun.
Sembilan dari 10 indeks sektoral menyeret IHSG ke zona negatif. Sektor keuangan memimpin pelemahan 1,30%. Selanjutnya diikuti barang konsumsi turun 1,27%, manufaktur turun 1,07%, dan pertanian turun 1,01%. Sementara, hanya sektor pertambangan yang menghijau atau naik 2,50%.
Pelemahan IHSG juga dipicu aksi jual asing yang mencapai Rp 48,4 miliar hari ini. Meski, di pasar reguler asing justru mencatatkan aksi beli sebesar Rp 410,8 miliar.
Saham-saham yang masuk top losers LQ45 antara lain; PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) turun 3,90% ke Rp 2.220, PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) turun 3,35% ke Rp 1.010, dan PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) turun 3,29% ke Rp 3.230.
Saham-saham yang masuk top gainers LQ45 antara lain; PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) naik 8,96% ke Rp 730, PT Adhi Karya Tbk (ADHI) naik 6,95% ke Rp 2.770, dan PT Adaro Energy Tbk (ADRO) naik 6,32% ke Rp 925.
"Sentimen dari pasar saham global yang bervariasi menahan laju IHSG untuk bergerak di area positif," kata Vice President Research and Analysis Valbury Asia Securities Nico Omer Jonckheere mengutip dari Antara.
Memerah
Tengok saja, pasar global untuk pertama kalinya dalam enam hari ini bergerak tergelincir ke zona negatif di mana harga komoditas berbalik arah dari penguatannya. Di samping itu, investor kini tengah menilai prospek perekonomian global.
Indeks MSCI All-Country World turun 0,4% dari level tertinggi enam bulan. Selanjutnya, Indeks Stoxx Europe 600 Index turun 1,2% pukul 08:59 waktu London, yang dipimpin oleh sektor telekomunikasi dan pertambangan.
Minyak jatuh dan indeks Bloomberg Commodity tergelincir pasca sebelumnya menguat sebanyak 0,4%. Tercatat, minyak mentah Brent turun 0,3% menjadi US$ 52,34 per barel.
Asal tahu saja, optimisme ekonomi global telah didinginkan data pekerjaan AS yang lemah, perkiraan pertumbuhan yang lebih rendah dari Bank Dunia dan ketidakpastian yang muncul sehubungan referendum Brexit.
Bank-bank sentral masih mengejar kebijakan akomodatif, dengan Bank Sentral Eropa membeli obligasi korporasi untuk hari kedua, Reserve Bank of New Zealand menahan suku bunganya dan Bank of Korea tiba-tiba memotong biaya pinjaman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News