Reporter: Oginawa R Prayogo | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi pertama ditutup melemah 50,4 poin atau 1,19% di angka 4.533,43. IHSG sesi kedua pun diperkirakan akan bergerak mixed dan berada di zona merah.
Satrio Utomo, Analis Universal Broker mengatakan sebenarnya ada sentimen positif yang datang dari China. Data yang dirilis soal sektor manufaktur Negari Panda tersebut menunjukkan hal yang positif, melebihi ekspektasi pasar.
Satrio juga bilang sentimen negatif IHSG yakni aksi net sell asing di sesi pertama sebesar Rp 119 miliar lebih besar dibanding dengan net sell pada akhir pekan lalu.
"Net sell ini lebih agresif dari Jumat lalu karena masih dalam aksi profit taking (ambil untung)," ujarnya kepada KONTAN, Senin (23/9).
Dia memperkirakan, IHSG sesi kedua akan berada di rentang 4.450-4.575. "Kalau IHSG menyentuh 4.575 itu berarti sinyal positif. Kalau tidak IHSG masih di tingkat konsolidasi di angka 4.400," ungkapnya.
Satrio pun menyarankan investor mencermati saham dari perbankan yakni BMRI, BBRI, dan BBCA. Kemudian saham produk konsumsi seperti ICBP, UNVR dan saghal konstruksi seperti ADHI, WIKA, dan WSKT.
Reza Priyambada, Kepala Riset Trust Securities juga menyebutkan IHSG masih dilanda aksi profit taking. "IHSG jelas terlihat masih profit taking. Padahal bursa saham Asia naik pasca rilis kenaikan indeks manufaktur China," jelasnya.
Reza juga memprediksi nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat akan kembali melemah karena kebijakan tappering off dari The Fed hanya bersifat sementara dan hanya ditunda membuat pelaku pasar kembali pegang dollar Amerika Serikat.
Prediksi Reza, IHSG akan berada di level support 4.500-4.520 dan level resistence 4.550-4.562. Adapun saham yang direkomendasikan dia adalah CPIN, PGAS, AKRA, dan GJTL.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News