kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

IHSG sesi I rebound, ini sentimen yang mendongkrak performa indeks


Jumat, 15 November 2019 / 12:21 WIB
IHSG sesi I rebound, ini sentimen yang mendongkrak performa indeks
ILUSTRASI. Sejumlah karyawan mengamati layar pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (18/10/2019).


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie, Bidara Pink | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada akhir sesi pertama perdagangan, Jumat (15/11), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil rebound. Sempat melemah pada awal perdagangan, tenaga IHSG pulih sehingga indeks berangsur naik lagi.

Pada pukul 11.30 WIB, IHSG berada di angka indeks 6.130,46. Itu berarti dalam tempo 3 jam perdagangan, indeks utama di bursa saham Indonesia ini naik sebesar 0,52%.

Baca Juga: IHSG naik makin kokoh hingga akhir perdagangan sesi I hari ini

Kenaikan IHSG itu ternyata sejalan dengan kenaikan sejumlah indeks sektoral. Dari 10 indeks sektoral di Bursa Efek Indonesia, enam di antaranya positif. Mereka adalah:

  • Sektor industri dasar naik 1,64%
  • Sektor tambang naik 1,49%
  • Sektor keuangan naik 1,10%
  • Sektor manufaktur naik 0,42%
  • Sektor aneka industri naik 0,08%
  • Sektor konstruksi naik 0,03%

Baca Juga: Neraca dagang surplus, IHSG melesat

Adapun empat indeks sektoral yang negatif alias turun adalah:

  • Sektor pertanian turun 0,42%
  • Sektor infrastruktur turun 0,19%
  • Sektor barang konsumsi turun 0,26%
  • Sektor perdagangan turun 0,32%

Baca Juga: IHSG menguat tipis di awal perdagangan Jumat (15/11)

Tampak bahwa penurunan terdalam pada perdagangan siang ini menimpa indeks sektor perdagangan. Adapun kenaikan paling tinggi dialami indeks sektor industri dasar.

Ada sejumlah faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi indeks siang ini. Untuk faktor internal adalah data positif surplus neraca perdagangan untuk bulan Oktober 2019 yang mengejutkan.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat surplus neraca dagang pada bulan tersebut adalah sebesar US$ 161 juta.

"Yang perlu dijadikan catatan, surplus bukan karena ekspor naik, tetapi impor yang turun lebih dalam secara year on year," kata Kepala BPS Suhariyanto.

Baca Juga: IHSG ambles lagi, PER dan PBV 20 saham LQ45 ini murah enggak, ya?

Secara terperinci, ekspor Indonesia pada Oktober 2019 tercatat sebesar US$ 14,93 miliar atau naik 5,92% (mom). Peningkatan ekspor disebabkan oleh meningkatnya ekspor migas sebesar 11,58%. Namun, bila secara year on year, kinerja ekspor Indonesia turun sebesar 6,13% (yoy).

Adapun impor pada Oktober 2019 tercatat sebesar US$ 14,77 miliar atau naik 3,57% (mom). Namun, bila dibandingkan secara tahunan, penurunan impor tercatat tajam atau sebesar 16,39% (yoy).  

Sedangkan untuk sentimen eksternal, setidaknya ada tiga faktor yang disinyalir menyokong indeks. Pertama, adanya pernyataan dari penasehat ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow yang bilang bahwa Washington semakin dekat mencapai kata sepakat dengan China.

Baca Juga: Ini 10 Saham Penggerus IHSG, Kamis (14/11), Saham TLKM dan ASII Teratas

Kendati demikian, hasil polling Reuters terhadap 100 ekonom menunjukkan, mayoritas ekonom meyakini kesepakatan dagang AS-China belum akan terwujud hingga tahun depan.

Kedua, bursa Amerika toreh rekor baru. Indeks S&P 500 berhasil menorehkan rekor baru dengan naik 0,08% menjadi 3.096,63. Di sisi lain indeks Dow Jones turun tipis 0,01% menjadi 27.781,96 dan indeks Nasdaq turun 7,3%.

Baca Juga: IHSG melorot 0,71%, ini 3 saham yang dibuang investor asing

Ketiga, harga minyak AS rebound setelah kemarin mengalami tekanan. Kenaikan harga minyak dipicu oleh naiknya cadangan minyak AS. Data Reuters menunjukkan, harga minyak WTI tercatat naik 0,37% menjadi US$ 56,98 per barel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×