Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik tipis 0,03% ke level 4.937,18 pada Jumat (6/6). Selama sepekan ini IHSG naik 0,88%.
Pergerakan IHSG searah dengan bursa Asia. Indeks MSCI Asia Pacific naik 0,2% ke level 143,37. Sepanjang pekan ini Bursa Asia telah naik 1,13%.
Kepala Riset First Asia Capital, David Natanael Sutyanto mengatakan, pergerakan IHSG selama sepekan masih flat. Pasalnya data-data ekonomi yang sudah dirilis menunjukkan perekonomian Indonesia masih lemah. Seperti data defisit neraca perdagangan April sebesar US$ 1,96 miliar dan data inflasi Mei yang naik 0,16%.
Sementara dari luar, keputusan Bank Central Eropa (ECB) untuk memangkas tingkat suku bunga di Eropa dapat menyebabkan tiga kemungkinan. Pertama, perputaran uang akan tetap terjadi di Eropa dalam bentuk investasi fisik. Kedua, investor bisa memindahkan uangnya ke bursa Amerika dan ketiga ke emerging market. "Kalau ke emerging market tentu menjadi sentimen positif bagi IHSG," kata David.
Analis Reliance Securities, Lanjar Nafi Taulat mengatakan pergerakan IHSG cederung sepi di akhir pekan. Hal ini lantaran investor telah menunggu rilis data nonfarm payroll bulan Mei dari Amerika yang diperkirakan melambat.
Sementara dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) memperkirakan inflasi bulan Juni dan Juli akan mengalami kenaikan. "Perkiraan BI, inflasi baru akan turun pada bulan Agustus sampai Desember," katanya.
Secara teknikal, Lanjar bilang IHSG masih bergerak dalam keadaan bearish."Indikator stochastic dan RSI masih bearish di area overbought," ujar Lanjar. Ia memperkirakan IHSG selama sepekan ke depan akan cenderung melemah dan bergerak pada kisaran 4.834-4.986.
David menduga IHSG selama sepekan ke depan akan turun dan bergerak pada rentang 4.850-5.050
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News