Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penyebaran virus corona (Covid19) terus menghambat laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Hari ini saja, IHSG terkoreksi 6,58% ke level 5.136,809 alias menjadi level terendah IHSG sejak Desember 2016.
Secara year-to-date, penurunan yang dialami oleh IHSG lebih dahsyat lagi. Sejak awal tahun, IHSG ambles 18,46%.
Lalu, bagaimana investor harus menyikapi pelemahan IHSG saat ini?
Baca Juga: Hari ini ambrol 6,58%, bagaimana proyeksi IHSG besok?
Bagi investor dengan horizon jangka pendek, Presiden Direktur CSA Institute Aria Santoso menilai kondisi saat ini dapat menjadi lampu kuning untuk mengatur manajemen risiko mereka.
Di sisi lain, bagi investor jangka panjang kondisi indeks yang tertekan menjadi momentum terbaik untuk mendapatkan saham dengan harga yang murah.
Namun, dalam keadaan pasar yang panik, saham emiten dengan fundamental bagus pun akan ikut tertekan. Ia pun merekomendasikan wait and see setidaknya sampai penurunan IHSG mereda.
“Sebaiknya tetap bersabar sampai penurunan (indeks) mereda atau bisa melakukan cicil beli saham perusahaan dengan kriteria pendapatan yang positif dan masih membukukan pertumbuhan pada tahun 20119,” terang Aria kepada Kontan.co.id, Senin (9/3).
Bahkan, sektor keuangan (finance) pun cukup sensitif saat pasar mengalami gejolak seperti saat ini. Namun, sektor keuangan akan cepat pulih apabila pasar membaik dan kembali optimistis.
Mengacu pada laporan harian Bursa Efek Indonesia (BEI), hari ini indeks sektor keuangan (finance) turun 6,69%. Secara year-to-date, indeks sektor keuangan memberikan imbal hasil (return) -15,00%.
Meski begitu, indeks sektor keuangan masih menjadi indeks sektoral dengan performa terbaik di antara indeks sektoral lain. Coba bandingkan dengan sektor pertanian (agriculture) yang ambles 28,21%, sektor industri dasar dan kimia yang turun 26,62%, dan sektor aneka industri yang tergerus 25,13% sejak awal tahun.
Senada, Analis OSO Sekuritas Sukarno Alatas juga mengamini bahwa sebaiknya investor memasang strategi wait and see dalam kondisi saat ini. “Sepertinya saat ini belum ada sentimen kuat yang bisa menahan pelemahan IHSG,” terang dia kepada Kontan.co.id.
Baca Juga: IHSG tumbang, OJK izinkan emiten buyback saham tanpa persetujuan RUPS
Ke depan, Aria memproyeksikan langkah IHSG masih akan diadang dengan maraknya penyebaran virus Covid19. Apalagi, saat ini virus yang berasal dari kalelawar tersebut telah menjadi perhatian khusus di Negara-negara Eropa dan Amerika Serikat.
Bahkan di Amerika Serikat, setidaknya telah ada dua negara bagian yang menyatakan status darurat corona. Setelah Negara Bagian California, kemarin (8/3) giliran Negara Bagian New York yang menyatakan status darurat akibat virus yang telah menelan 3.803 korban jiwa tersebut.
Namun, IHSG masih memiliki bahan bakar untuk kembali bangkit. Aria menilai, sejatinya saat ini angka inflasi masih tergolong rendah. Selain itu, masih ada ruang bagi Bank Indonesia (BI) untuk kembali memangkas suku bunga acuan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News