Reporter: Rilanda Virasma | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 24,89 poin atau 0,34% ke 7.311,91 pada akhir perdagangan Jumat (18/7). Dalam sepekan, IHSG telah menguat 3,75%.
Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas, Alrich Paskalis Tambolang bilang, penguatan IHSG terpengaruh oleh euforia pasar terhadap beberapa sentimen positif pekan ini.
Misalnya, kabar negosiasi tarif impor produk Indonesia ke Amerika Serikat (AS) yang berhasil menurunkan tarif dari 32% menjadi 19%.
Tak lama dari kabar itu, Bank Indonesia (BI) dalam rapat dewan gubernur (RDG) Rabu (16/7) juga memutuskan untuk kembali memangkas suku bunga acuan dari 5,5% menjadi 5,25%.
Baca Juga: IHSG Menguat 3,75% dalam Sepekan, Berikut Sentimen Pendorongnya
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menambahkan, penguatan IHSG selama sepekan ini juga terdorong oleh rilis data ekonomi China dan rilis data inflasi Amerika Serikat yang keduanya cenderung menguat.
Ekonomi China tumbuh 5,2% secara tahunan (YoY) pada kuartal ll-2025, melambat dari 5,4% YoY di kuartal sebelumnya dan mencatatkan laju terendahnya sejak kuartal lll tahun 2024. Meski demikian, angka itu sedikit di atas konsensus pasar yang menaksir sebesar 5,1%.
Adapun, tingkat inflasi tahunan AS naik dari 2,4% di bulan Mei 2025 menjadi 2,7% pada Juni dan menjadi angka tertinggi sejak Februari.
Herditya juga masih menangkap euforia pasar terhadap sejumlah emiten milik Prajogo Pangestu seperti PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), PT Petrosea Tbk (PTRO), PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN), dan PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) yang berpeluang melenggang di indeks Morgan Stanley Capital International (MSCI).
Secara teknikal, Alrich bilang indikator MACD masih menunjukkan pelebaran slope positif yang menandakan masih berlangsungnya minat beli.
“Di sisi lain, stochastic RSI menunjukkan overbought yang rawan terhadap koreksi dalam jangka pendek sehingga IHSG diperkirakan berpotensi pullback (koreksi sementara) di rentang 7.225-7.300 pada pekan depan,” jelasnya, Jumat (18/7).
Senada, Herditya juga menaksir IHSG bakal rawan terkoreksi dengan level support 7.240 dan resistance 7.382.
Baca Juga: Kinerja Emiten Kuartal II-2025 Jadi Penentu Arah IHSG
Sentimennya menurut Alrich, investor bakal mencermati rilis data inflasi Jepang yang kembali turun ke level 3,3% secara tahunan (YoY) di bulan Juni 2025 dari 3,5% YoY pada bulan sebelumnya.
Angka inflasi Jepang di bulan Juni ini kata Alrich menjadi yang terendah sejak bulan Desember tahun 2024 akibat penurunan dari sektor energi. Core Inflation rate Jepang juga kata dia masih mengalami penurunan ke level 3,3% YoY di bulan Juni dari sebelumnya di level 3,7%.
“Data ini sesuai dengan konsensus tetapi masih jauh dari target BoJ (Bank of Japan) yang berada di level 2%,” imbuhnya.
Alrich bilang investor juga akan mencermati hasil rilis data indeks harga produsen Jerman yang turun ke level 1,3% YoY dari 1,2% YoY yang mencerminkan pelemahan biaya produksi Jerman.
Adapun dari Amerika, investor masih menantikan rilis data awal izin mendirikan bangunan (preliminary building permit) yang diproyeksikan melemah ke level 1,39 juta unit dari level 1,39 juta unit. Koreksi tipis ini menjadi sinyal pelemahan sektor properti AS atau kehati-hatian investor maupun developer.
Di sisi lain, terdapat data housing start AS atau pembangunan rumah yang benar-benar dimulai, bukan sebatas izin, yang diprediksikan meningkat ke level 1,30 juta unit pada bulan Juni dari 1,24 juta unit pada bulan Mei.
Herditya menimpali, investor juga akan mengamati pergerakan nilai tukar rupiah dan harga emas dunia di perdagangan Senin (21/7).
Dengan begitu, Herditya merekomendasikan investor untuk mencermati saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) dengan area support Rp 8.775 dan resistance Rp 9.275, saham PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) di level support Rp 1.735 dan resistance Rp 1.895, dan saham PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM) di rentang support Rp 5.750 dan resistance Rp 6.000.
Sementara itu, pilihan Alrich jatuh pada saham-saham PT Blue Bird Tbk (BIRD), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), PT Ultra Jaya Milk Industry & Trading Company Tbk (ULTJ), PT DCI Indonesia Tbk (DATA), dan PT Darma Henwa Tbk (DEWA).
Selanjutnya: Cek Daftar Harga dan Cara Beli Tiket Piala AFF U-23 2025 Indonesia vs Malaysia
Menarik Dibaca: Samsung S23 Pakai Chipset Apa? Ini Ulasan yang Membahas Spesifikasi Lengkapnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News