Reporter: Rilanda Virasma | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 24,89 poin atau 0,34% ke 7.311,91 di akhir perdagangan Jumat (18/7).
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana mengatakan, IHSG sudah menguat 3,75% selama sepekan ini, dengan adanya peningkatan dalam volume pembelian.
“Penguatan IHSG pun mampu berada di atas MA60,” jelas Herditya kepada Kontan, Jumat (18/7).
Menurut Herditya, ada beberapa sentimen pendorong laju IHSG sepekan ini. Seperti rilis data ekonomi China dan rilis data inflasi Amerika Serikat yang keduanya cenderung menguat.
Ekonomi China tumbuh 5,2% secara tahunan (YoY) pada kuartal ll-2025, melambat dari 5,4% YoY di kuartal sebelumnya dan mencatatkan laju terendahnya sejak kuartal lll tahun 2024. Meski demikian, angka itu sedikit di atas konsensus pasar yang menaksir sebesar 5,1%.
Baca Juga: IHSG Perkasa, Menguat 3,75% Sepanjang Pekan Ini
Adapun, tingkat inflasi tahunan di AS naik dari 2,4% di bulan Mei 2025 menjadi 2,7% pada Juni dan menjadi angka tertinggi sejak Februari.
Tak kalah penting, pemangkasan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI) dari 5,5% menjadi 5,25% pada Rabu (16/7) memperkuat gerak IHSG. Kesepakatan penurunan tarif impor Indonesia ke AS dari 32% menjadi 19% turut mendorong laju IHSG minggu ini.
Selain itu, penguatan ini juga kata Herditya didorong oleh kenaikan harga saham-saham Prajogo Pangestu usai Morgan Stanley Capital International (MSCI) membuka peluang saham-saham taipan itu melenggang di indeksnya.
Lebih jelasnya, MSCI dijadwalkan melakukan tinjauan indeks berikutnya pada 7 Agustus 2025, dengan implementasi perubahan efektif mulai 27 Agustus 2025. Dalam tinjauan ini, penentuan masuk atau keluarnya saham dari indeks MSCI Indonesia akan didasarkan terutama pada likuiditas saham dan kapitalisasi pasar yang disesuaikan dengan free float (Free-Float Adjusted Market Cap/FFMC).
Baca Juga: IHSG Belum Terbendung, Begini Prediksi Hingga Akhir Juli 2025
Nah dengan tingkat likuiditas dan kapitalisasi pasarnya, saham-saham Prajogo Pangestu seperti PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), PT Petrosea Tbk (PTRO), PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN), dan PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) berpeluang masuk ke dalam indeks tersebut.
VP Marketing, Strategy, and Planning Kiwoom Sekuritas Oktavianus Audi juga melihat IHSG terdorong sentimen-sentimen tersebut. Dia juga menambahkan, penurunan tarif ini bisa berdampak ke peningkatan daya saing produk Tanah Air.
“Dan potensi terjadi pengalihan rantai pasok ke Indonesia seiring dengan beban tarif yang lebih rendah,” imbuh Audi.
Selanjutnya: Aduan Pinjol Ilegal Didominasi Di Pulau Jawa, Cek Daftar Pindar Resmi OJK Juli 2025
Menarik Dibaca: Resep Teri Krispi Gurih dan Tahan Lama, Cocok Jadi Stok Lauk yang Praktis
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News