kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45918,34   9,03   0.99%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

IHSG Naik 1,45% dalam Sepekan, Diwarnai Sentimen Eksternal


Jumat, 16 Desember 2022 / 18:41 WIB
IHSG Naik 1,45% dalam Sepekan, Diwarnai Sentimen Eksternal
ILUSTRASI. Sepekan ini IHSG dipengaruhi oleh antisipasi dan respon pelaku pasar terhadap keputusan kebijakan suku bunga The Fed. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/foc.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)  ditutup naik 0,89% ke level 6.812.193 pada perdagangan Jumat (16/12). Dalam sepekan, IHSG mampu menguat 1,45%.

Analis Phintraco Sekuritas Rio Febrian menilai, sepekan ini IHSG dipengaruhi oleh antisipasi dan respon pelaku pasar terhadap Federal Open Market Committee (FOMC) Bank Sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed).

Pasar sempat diwarnai Sentimen positif yang merespon penurunan inflasi AS ke level 7,1% secara tahunan pada November 2022 dari semula 7,7% pada Oktober 2022. 

Baca Juga: IHSG Menguat 1,45% dalam Sepekan, Ini Sentimen Pendorongnya
 
“Penurunan ini sempat membangun keyakinan bahwa The Fed akan mulai memperlambat laju kenaikan sukubunga acuan mulai Desember 2022,” kata Rio kepada Kontan.co.id, Jumat (16/12).

Akan tetapi, pidato Gubernur The Fed menyusul hasil FOMC (14/12) memberikan petunjuk bahwa kenaikan suku bunga acuan masih akan terjadi di 2023 dan belum ada rencana penurunan suku bunga acuan hingga 2023. Sentimen ini menekan indeks-indeks global di akhir pekan ini.

Pekan depan, menurut Rio, pasar akan menanti keputusan rapat dewan gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI), dimana BI kemungkinan masih akan menaikan suku bunga acuan di Desember 2022. Akan tetapi, kenaikan diperkirakan lebih rendah dari kenaikan beberapa bulan sebelumnya.

Baca Juga: IHSG Menguat 0,89% ke 6.812 Pada Jumat (16/12), CPIN, ANTM, UNVR Top Gainers LQ45

Kenaikan diperkirakan sebesar 25 basis poin (bps), yang didasari oleh antisipasi kenaikan The Fed Rate. 

Dari dalam negeri, kecenderungan penurunan inflasi di Indonesia sejak Oktober 2022 dan nilai tukar rupiah yang cenderung terkonsolidasi di bawah Rp 15.750 membuka ruang bagi BI untuk tidak seagresif pertemuan-pertemuan sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×