kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

IHSG merosot, saatnya akumulasi beli?


Senin, 17 September 2018 / 19:17 WIB
IHSG merosot, saatnya akumulasi beli?
ILUSTRASI. Bursa Efek Indonesia


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot di awal pekan ini. Penyebabnya tidak hanya dari sentimen domestik, sentimen global juga turut menekan IHSG.

Berdasarkan RTI, IHSG ditutup melemah 1,80% ke level 5.824,26, Senin (17/9). Investor asing pun marak melakukan aksi net sell di seluruh market hingga Rp 394,90 miliar.

IHSG melemah setelah data neraca dagang Indonesia tak sesuai ekspektasi. Badan Pusat Statistik (BPS),  Senin (17/9), mengumumkan defisit neraca perdagangan Indonesia pada Agustus 2018 mencapai US$ 1,20 miliar. Defisit neraca dagang tersebut di atas ekspektasi pelaku pasar yang memperkirakan tak akan mencapai US$ 1 miliar.

Analis Royal Investium Wijen Ponthus mengatakan, selain defisit neraca dagang Indonesia, IHSG juga terserempet sentimen dari luar yakni ancaman Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang akan menjatuhkan tarif impor ke China sebesar US$ 200 miliar. "Investor perlu berhati-hati dan tetap harus rasional," kata Wijen kepada Kontan.co.id, Senin (17/9).

Menurutnya, ketika IHSG berada di area 5.500-5.700, rata-rata saham bluechip akan memiliki valuasi buku yang sudah sangat murah. "Pendapat saya, ini momentum bagus untuk memulai akumulasi pembelian dengan tujuan investasi," jelasnya.

Selain itu, di tengah kondisi pasar tertekan dan rupiah masih melemah, Wijen menyarankan investor menghindari emiten-emiten yang memiliki eksposur terhadap dollar AS yang besar, terutama yang memiliki hutang besar dalam bentuk dollar AS.

Sebagian besar, emiten yang berbasis ekspor akan diuntungkan oleh pelemahan nilai tukar rupiah. Namun investor juga perlu memerhatikan posisi utang emiten tersebut. "Kalau (utang) dalam dollar AS, ya percuma juga, karena akan menjadi momok di kala rupiah melemah," ujarnya.

Untuk mencari aman Wijen menyarankan investor fokus pada emiten di sektor konsumer, infrastruktur dan perbankan. Ketika IHSG turun ke 5.700 atau di bawah itu, maka menjadi waktu yang tepat bagi investor untuk masuk.

"Untuk rekomendasi saham yang bisa dilirik yakni PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI)," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×