Reporter: Nur Qolbi | Editor: Noverius Laoli
Oleh karena itu, menurut dia, penurunan IHSG pada hari ini lebih disebabkan oleh aksi jual asing yang nilai bersihnya mencapai Rp 1,57 triliun di semua pasar.
"Aksi jual asing yang cukup masif ini khususnya terjadi pada saham-saham BUMN sektor bank dan saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM)," kata dia saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (26/11).
"Nilai net sell harian yang sangat besar ini membuat pasar, khususnya domestik menjadi cemas," lanjut dia. Hal ini terlihat dari porsi transaksi domestik pada hari ini yang hanya mencapai 35%, dari rata-rata harian yang biasanya sekitar 65%.
Baca Juga: Industri reksadana dapat ujian berat, investor diimbau jangan panik
Tekanan pada IHSG masih berlanjut
Alfred memprediksi, tekanan terhadap IHSG masih akan berlanjut, mengingat aksi jual asing yang masih masif pada awal pekan ini. Dalam minggu ini, ia melihat IHSG akan kembali menguji level support di 5.980.
Sementara itu, hingga akhir 2019, ia memperkirakan IHSG bisa menguat ke level 6.300-6.400. Kenaikan IHSG dapat terwujud apabila kesepakatan awal perang dagang antara Amerika Serikat dan China bisa terealisasi pada akhir tahun ini. Akan tetapi, jika tidak tercapai, maka IHSG akan ditutup pada kisaran 6.200.
Baca Juga: Prediksi Kurs Rupiah: Angin Segar dari China