Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melesat setelah libur panjang. Meski peluang penguatan masih terbuka, pasar dinilai berada di titik persimpangan.
Pada penutupan perdagangan Selasa (10/6), IHSG menguat signifikan sebesar 1,65% ke level 7.230,84.
Senior Equity Research Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas mengatakan, potensi penguatan IHSG dapat berlanjut jika mampu menembus resistance di area 7.240.
Baca Juga: Wall Street Ditutup Naik Selasa (10/6), Pasar Optimistis Negosiasi Dagang AS-China
Sentimen positif turut datang dari investor asing yang mencatatkan net buy sekitar Rp 1 triliun.
Meski demikian, Sukarno menilai bahwa sentimen pasar masih terbilang campuran. Dari eksternal, pelaku pasar menanti data inflasi Amerika Serikat (AS) yang diperkirakan meningkat.
Inflasi tahunan (YoY) diproyeksi naik dari 2,3% menjadi 2,5%, sementara inflasi inti dari 2,8% menjadi 2,9%.
Selain itu, Indeks Harga Produsen AS juga diprediksi naik tipis, ditambah ekspektasi konsumen yang kian optimistis.
Di sisi lain, ekonomi China masih dibayangi deflasi sebesar -0,2% YoY. Meski neraca dagangnya menunjukkan surplus yang membesar, lemahnya permintaan domestik membuat investor ragu atas prospek pemulihan ekonomi Negeri Tirai Bambu.
Baca Juga: Menguat Usai Libur Panjang, Intip Proyeksi IHSG Untuk Rabu (11/6)
“Pasar menjadi bimbang. Ada sinyal pemulihan, tapi juga ketidakpastian yang menahan langkah pelaku pasar,” ujar Sukarno kepada Kontan.co.id, Selasa (10/6).
Dari dalam negeri, ada sejumlah katalis positif seperti peningkatan keyakinan konsumen, stabilnya cadangan devisa, dan data penjualan mobil yang menjadi penopang.
Namun, pelaku pasar masih bersikap hati-hati karena belum ada kejelasan arah dari wacana diskusi antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping.
“Jadi, IHSG saat ini berada di persimpangan. Banyak sinyal positif, tapi pelaku pasar belum sepenuhnya berani ambil posisi besar,” kata Sukarno.
Menurutnya, jika IHSG mampu menembus level 7.240, maka peluang melanjutkan tren naik menuju resistance selanjutnya di kisaran 7.324 terbuka lebar.
Namun, jika gagal menembus level tersebut, ada risiko pola double top yang berpotensi membawa IHSG kembali menguji support di kisaran 7.000.
Baca Juga: Peluang Penguatan IHSG Masih Terbuka
Dalam kondisi pasar saat ini, Sukarno menilai mayoritas sektor masih menarik, terutama sektor perbankan yang kembali mencatatkan net buy dari asing, menjadi sinyal positif untuk keberlanjutan tren bullish. Selain itu, sektor properti dan infrastruktur juga mencuri perhatian.
Beberapa saham yang layak masuk watchlist antara lain: BBCA, BBRI, BBNI, BMRI, SMRA, BSDE, CTRA, TLKM, dan JSMR.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News