Reporter: Recha Dermawan | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 89,98 poin atau 1,33% ke 6.878,83 pada akhir perdagangan Senin (6/11).
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana mengatakan penguatan IHSG hari ini sejalan dengan pergerakan bursa global dan regional Asia, hal ini seiring dengan menurunnya yield US treasury bertenor 10 tahun ke 4,57% dan penguatan nilai tukar rupiah meskipun pertumbuhan ekonomi Indonesia melandai menjadi 4,94% di kuartal III-2023.
“Kami memperkirakan untuk Selasa (7/11) IHSG berpeluang melanjutkan penguatannya dengan support 6.753 dan resistance 6.901, dan akan ada rilis data neraca dagang China dan AS yang diperkirakan akan menjadi sentimen IHSG besok,” kata Herditya kepada Kontan.co.id, Senin (6/11)
Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas Rio Febrian mengamati, salah satu faktor penguatan IHSG hari ini berasal dari penguatan rupiah, menyusul hasil keputusan FOMC The Fed pada pekan lalu (2/11).
Baca Juga: IHSG Menguat 1,33% ke 6.878 Pada Senin (6/11), GOTO, ARTO, ACES Jadi Top Gainers LQ45
“Faktor lainnya berasal dari pertumbuhan ekonomi Indonesia naik 4,94% yoy pada kuartal III 2023 (6/11). Namun, level ini lebih rendah dari perkiraan di 5,05% yoy; dan kuartal sebelumnya di 5,17% yoy di kuartal II 2023. Hal ini disebabkan oleh faktor penurunan ekspor yang terkontraksi sebesar 4,26% yoy.” kata Rio, Senin (6/11).
Untuk perdagangan Selasa (7/11), Ro memperkirakan IHSG akan bergerak di rentang support 6.800 dan resistance 6.900.
Rio juga mengamati, IHSG ditutup menguat diatas MA20 di Senin (6/11). Stochastic RSI mulai masuk ke overbought area, seiring dengan pelabaran positive slope MACD.
Sehingga, IHSG diperkirakan konsolidasi di pivot level 6.850 di Selasa (7/11).
Sentimen positif masih berasal nilai tukar rupiah yang melanjutkan penguatan 1,21% ke Rp 15.535 per dolar AS pada akhir perdagangan Senin (6/11),” kata dia
Dari dalam negeri, pertumbuhan ekonomi Indonesia naik 4,94% yoy pada kuartal III 2023. Level tersebut lebih rendah dari perkiraan di 5,05% yoy dan kuartal sebelumnya di 5,17% yoy di kuartal II 2023.
Hal ini disebabkan oleh faktor penurunan ekspor yang terkontraksi sebesar 4,26% yoy.
Masih dari data ekonomi, China akan merilis data ekspor dan impor pada Oktober 2023 (7/11). Ekspor China diperkirakan masih terkontraksi sebesar 3,3% yoy dan impor Tiongkok diperkirakan terkontraksi sebesar 4,8% yoy.
Baca Juga: IHSG Naik 0,73% ke 6.838 di Sesi I Senin (6/11), ARTO, GOTO, INTP Top Gainers LQ45
Kontraksi tersebut diperkirakan menekan Cadangan Devisa Indonesia pada Oktober 2023 yang juga akan dirilis pada Selasa (7/11).
Untuk perdagangan Selasa (7/11), Rio merekomendasikan saham Adaro Energy Indonesia (ADRO), PT Indika Energy Tbk (INDY), Barito Pasific (BRPT), Aneka Tambang (ANTM), Indofood CBP (ICBP), Indah Kiat Pulp & Paper (INKP) dan AKR Corporindo (AKRA)
Sedangkan Herditya merekomendasikan investor untuk mencermati saham Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) dengan target harga Rp 1.500 - Rp 1.600, Telkom Indonesia (TLKM) dengan target harga Rp 3.720 - Rp 3.800 dan Wismilak Inti Makmur (WIIM) dengan target harga Rp 3.700 - Rp 3.800
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News