kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.662.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.280   55,00   0,34%
  • IDX 6.743   -132,96   -1,93%
  • KOMPAS100 996   -6,22   -0,62%
  • LQ45 785   7,24   0,93%
  • ISSI 204   -4,64   -2,22%
  • IDX30 407   4,40   1,09%
  • IDXHIDIV20 490   7,18   1,49%
  • IDX80 114   0,52   0,46%
  • IDXV30 118   0,81   0,69%
  • IDXQ30 135   1,91   1,44%

IHSG Melorot 5,16% ke Level 6.742 Dalam Sepekan, Berikut Sentimen Pemicunya


Minggu, 09 Februari 2025 / 06:45 WIB
IHSG Melorot 5,16% ke Level 6.742 Dalam Sepekan, Berikut Sentimen Pemicunya
ILUSTRASI. IHSG ditutup melorot 132,96 poin atau 1,93% ke level 6.742,57 pada akhir perdagangan Jumat (7/2). Dalam sepekan, IHSG anjlok 5,16%. (KONTAN/Cheppy A. Muchlis)


Reporter: Rashif Usman | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melorot 132,96 poin atau 1,93% ke level 6.742,57 pada akhir perdagangan Jumat (7/2). Dalam sepekan, IHSG anjlok 5,16%.

IHSG tercatat sebagai indeks yang berada di zona merah di saat bursa global lainnya tengah menghijau. 

Tengok saja, performa indeks saham utama Hong Kong, yakni Hang Seng Index (HSI) menguat 4,49% dan indeks Shanghai Composite (SSEC) asal Shanghai naik 1,57% dalam sepekan. Sementara indeks saham asal Singapura, Straits Times naik tipis 0,15%.

Dari Eropa, indeks FTSE 100 dan Xetra Dax mengalami penguatan masing-masing 0,38% dan 0,84%.

Baca Juga: IHSG Anjlok, Cermati Saham-Saham yang Paling Banyak Dijual Asing Sepekan Ini

Sementara dari Amerika Serikat, pergerakan S&P 500, Nasdaq dan Dow Jones asal New York bergerak menguat dalam sepekan, masing-masing 0,71%, 0,84% dan 0,46%.

VP Marketing, Strategy and Planning Kiwoom Sekuritas Oktavianus Audi melihat koreksi IHSG dipengaruhi beberapa faktor dalam sepekan terakhir, baik dari sisi eksternal, internal, sentimen saham hingga industri. 

Sentimen pertama datang dari penurunan sektor keuangan pasca rilis kinerja di sepanjang tahun 2024 yang beberapa dibawah ekspektasi pasar mendorong terjadinya tekanan.

Tercatat asing juga masih melego saham perbankan seperti PT Bank Mandiri  Tbk (BMRI) Rp 2,06 triliun, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Rp 1,06 triliun, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) Rp 114 miliar. 

Sentimen kedua berasal dari penurunan harga saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) sebesar 19,94%, yang mengakibatkan hilangnya kapitalisasi pasar sebesar Rp 234 triliun paska gagal masuk ke dalam indeks MSCI. Tercatat saat ini BREN berada di 2 teratas kapitalisasi pasar di IHSG. 

Dari sisi eksternal, meningkatnya ketidakpastian ekonomi global akibat perang dagang, terutama antara Amerika Serikat dan China memberikan tekanan lebih dalam bagi perekonomian Indonesia. Pasalnya, kedua negara tersebut merupakan mitra dagang Indonesia dengan nilai perdagangan yang sangat besar. 

"Jika terjadi perlambatan dan pelemahan permintaan, maka akan menjadi sentimen negatif untuk ekonomi dalam negeri," kata Audi kepada Kontan, Jumat (7/2).

Audi menyarankan kepada investor untuk wait and see dengan mempertimbangkan saham yang terdiskon tetap masih cukup resilience. 

Selain itu, beberapa saham blue chip juga mulai memiliki margin of safety yang menarik sehingga dapat untuk melakukan akumulasi beli secara bertahap untuk investasi jangka yang lebih panjang.

Audi merekomendasikan speculative buy pada saham PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA) dengan target harga Rp 940 per saham dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) dengan target harga Rp 1.720 per saham. Selain itu, ia juga merekomendasikan buy PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) dengan target harga Rp 5.800 per saham.

Pengamat Pasar Modal dan Founder WH Project William Hartanto menerangkan tekanan IHSG dalam sepekan ini disebabkan oleh rilis data ekonomi. Tapi terkhusus hari ini, pelemahan IHSG berasal dari gagalnya saham BREN, CUAN dan PTRO masuk MSCI.

William menyarankan investor untuk wait and see dalam situasi saat ini. Menurutnya, pembelian saham yang ideal sebaiknya dilakukan ketika terdapat indikasi jenuh jual. 

Oleh karena itu, investor disarankan menunggu hingga IHSG selesai mengalami fase konsolidasi setelah pelemahan serta melihat tanda-tanda berhentinya aksi jual investor asing.

Baca Juga: Saham Perusahaan Prajogo Pangestu dan Agoes Projo Ambruk, Cermati Rekomendasi Analis

"Baru dari situ bisa mulai cicil beli saham lagi," ujar William kepada Kontan, Jumat (7/2).

William menyatakan IHSG belum menunjukkan indikasi jenuh jual dalam waktu dekat. Menurutnya, salah satu sentimen yang berpotensi memengaruhi pergerakan pasar adalah rilis laporan keuangan emiten. 

Namun, faktor ini dinilai belum cukup kuat untuk membalikkan arah tren IHSG saat ini.

Selanjutnya: Samsung Galaxy A15 4G: Daftar Harga Baru di Februari 2025 dan Spesifikasi Lengkap

Menarik Dibaca: Ada Telepon Mengganggu? Ini 3 Cara Mencegah Panggilan Tidak Dikenal di HP

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×