kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.704.000   -3.000   -0,18%
  • USD/IDR 16.310   25,00   0,15%
  • IDX 6.803   14,96   0,22%
  • KOMPAS100 1.005   -3,16   -0,31%
  • LQ45 777   -4,08   -0,52%
  • ISSI 212   1,22   0,58%
  • IDX30 402   -2,62   -0,65%
  • IDXHIDIV20 484   -3,58   -0,73%
  • IDX80 114   -0,52   -0,46%
  • IDXV30 119   -0,94   -0,79%
  • IDXQ30 132   -0,40   -0,30%

IHSG Melonjak Lebih dari 1%, Simak Strategi & Rekomendasi Saham Berikut Ini


Senin, 17 Februari 2025 / 10:53 WIB
IHSG Melonjak Lebih dari 1%, Simak Strategi & Rekomendasi Saham Berikut Ini
ILUSTRASI. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) membuka perdagangan pekan ini dengan penguatan yang cukup signifikan. KONTAN/Cheppy A. Muchlis/02/12/2024


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) membuka perdagangan pekan ini dengan penguatan yang cukup signifikan. Hingga pukul 10:25 WIB perdagangan Senin (17/2), IHSG melejit 103,67 poin atau naik 1,56% ke level 6.742,12.

Penguatan hari ini meneruskan kenaikan pada akhir pekan lalu, dimana IHSG menguat 0,38% ke posisi 6.638,45 pada Jumat (14/2). Meski begitu, IHSG masih dalam tren melemah dengan mengakumulasi penurunan 1,54% sepanjang pekan lalu.

Baca Juga: IHSG Lanjutkan Penguatan Senin Pagi (17/2), Menguat 1,2%

Performa IHSG sejauh ini masih dalam posisi minus sekitar 5% jika diakumulasi secara year to date. Founder & Chief Executive Officer Finvesol Consulting Fendi Susiyanto menyoroti kombinasi katalis eksternal dan domestik yang menyetir arah IHSG.

IHSG sebelumnya tertekan, terutama disebabkan oleh kekhawatiran meningkatnya eskalasi perang tarif, efisiensi pemerintah melalui pemangkasan anggaran, kondisi deflasi di bulan Januari, hingga pelemahan nilai tukar rupiah. Pada saat yang sama, saham-saham yang biasanya menopang IHSG, belakangan sedang tertekan.

Termasuk saham perbankan yang masih menjadi tulang punggung bagi performa IHSG. "Mendorong investor ambil sikap hati-hati dan melakukan aksi profit taking terlebih dahulu sampai adanya katalis positif," kata Fendi kepada Kontan.co.id, Minggu (16/2).

Direktur Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada sepakat, pelaku pasar, terutama investor asing masih menahan diri mencermati berbagai sentimen yang mengiringi pasar. Dengan berbagai sentimen tersebut, Reza menaksir dalam waktu dekat ini masih berat bagi IHSG untuk kembali ke level 7.000.

Baca Juga: IHSG Melaju 0,97% ke 6.702,94 pada Awal Perdagangan Senin (17/2), Mengekor Regional

Kecuali, jika ada sentimen signifikan yang bisa membalikan arah pasar secara cepat.  Meski begitu, Reza masih optimistis bursa saham Indonesia masih punya daya tarik, terutama dari sisi valuasi dan potensi pertumbuhan emiten. "Ketika ada sentimen yang berbalik positif, maka investor asing akan kembali masuk," kata Reza.

Vice President Marketing Strategy and Planning Kiwoom Sekuritas Indonesia, Oktavianus Audi juga meyakini posisi pasar saham Indonesia masih menarik. Apalagi, Price to Earnings (PE) rasio IHSG saat ini ada di level 11,53 kali.

Posisi itu tergolong undervalue ketimbang rata-rata PE IHSG lima tahun terakhir sebesar 13,6 kali. Termasuk jika dibandingkan dengan indeks bursa di negara berkembang (emerging market) yang memiliki PE sekitar 14,42 kali. 

Daya tariknya akan bertambah jika diiringi dengan stabilitas makro-ekonomi di dalam negeri.  Head of Investment Specialist Maybank Sekuritas Indonesia, Fath Aliansyah Budiman menambahkan, kebangkitan saham perbankan besar (big bank) akan menjadi penopang IHSG.

Apalagi dengan adanya aksi pembelian kembali saham alias buyback sejumlah emiten, yang bisa membawa katalis positif. Indeks dolar Amerika Serikat (AS) yang perlahan melemah bisa menjadi katalis penguat nilai tukar rupiah. Beberapa katalis ini berpotensi kembali mengalirkan dana asing ke pasar saham Indonesia.

Baca Juga: Simak Rekomendasi Teknikal Mirae Sekuritas Saham GZCO, BMRI & BMRS, Senin (17/2)

Fendi turut menyoroti saham bank yang berangsur pulih. Secara bersamaan, investor pun bisa melirik peluang untuk mengoleksi saham-saham yang sudah turun harga (bargaining hunting). Dus, aliran dana investor asing bisa kembali masuk secara bertahap.

Tetapi, Fendi mengingatkan bahwa kondisi pasar masih volatile. Dia pun menyarankan strategi trading jangka pendek dengan mencermati market timing. Secara sektoral, Fendi menjagokan saham di sektor keuangan (perbankan), energi dan infrastruktur (telekomunikasi).

Fendi melirik saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Petrosea Tbk (PTRO), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) dan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM). Selain itu, Fendi juga merekomendasikan saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM).

Sementara Reza memperhatikan sejumlah saham yang masih cenderung berada di harga bawah. Di antaranya PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA)

PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN), PT Barito Pacific Tbk (BRPT) dan PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN).

Sementara itu, Community Lead Indo Premier Sekuritas (IPOT) Angga Septianus menyoroti dua sentimen utama yang perlu dicermati pelaku pasar dalam perdagangan pekan ini.

Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham Pilihan dari Analis untuk Perdagangan Senin (17/2)

Pertama, perkembangan tarif yang diterapkan oleh Donald Trump, terutama mengenai tarif timbal balik (reciprocal tariff) untuk mitra dagang AS.

Meski Trump mengklaim kebijakannya itu "adil untuk semua pihak", tapi beberapa negara telah memberikan sinyal akan mengambil langkah balasan jika AS benar-benar memberlakukan tarif timbal balik. Ketegangan ekonomi pun bisa muncul seiring potensi perang dagang dan geopolitik.

Kedua, pergerakan nilai tukar rupiah. Kurs rupiah diharapkan mengalami penguatan seiring terkoreksinya indeks dolar AS (DXY).

"Korelasi dolar AS dan rupiah dengan IHSG erat. Jika menguat, maka IHSG juga berpotensi menguat," kata Angga.

Angga pun menyematkan rekomendasi buy untuk tiga saham berbasis komoditas. Ketiga saham pilihan Angga adalah PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB), PT Indika Energy Tbk (INDY) dan PT Timah Tbk (TINS). Target harga masing-masing berada di level Rp 302, Rp 1.600 dan Rp 1.100 per saham.

Selanjutnya: DJP Raup Setoran Pajak Digital Rp 33,39 Triliun Hingga Januari 2025

Menarik Dibaca: Pilih Trading atau Investasi? Berikut Strategi Kripto yang Tepat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×