Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Yudho Winarto
Apalagi dengan adanya aksi pembelian kembali saham alias buyback sejumlah emiten, yang bisa membawa katalis positif. Indeks dolar Amerika Serikat (AS) yang perlahan melemah bisa menjadi katalis penguat nilai tukar rupiah. Beberapa katalis ini berpotensi kembali mengalirkan dana asing ke pasar saham Indonesia.
Baca Juga: Simak Rekomendasi Teknikal Mirae Sekuritas Saham GZCO, BMRI & BMRS, Senin (17/2)
Fendi turut menyoroti saham bank yang berangsur pulih. Secara bersamaan, investor pun bisa melirik peluang untuk mengoleksi saham-saham yang sudah turun harga (bargaining hunting). Dus, aliran dana investor asing bisa kembali masuk secara bertahap.
Tetapi, Fendi mengingatkan bahwa kondisi pasar masih volatile. Dia pun menyarankan strategi trading jangka pendek dengan mencermati market timing. Secara sektoral, Fendi menjagokan saham di sektor keuangan (perbankan), energi dan infrastruktur (telekomunikasi).
Fendi melirik saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Petrosea Tbk (PTRO), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) dan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM). Selain itu, Fendi juga merekomendasikan saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM).
Sementara Reza memperhatikan sejumlah saham yang masih cenderung berada di harga bawah. Di antaranya PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA)
PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN), PT Barito Pacific Tbk (BRPT) dan PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN).
Sementara itu, Community Lead Indo Premier Sekuritas (IPOT) Angga Septianus menyoroti dua sentimen utama yang perlu dicermati pelaku pasar dalam perdagangan pekan ini.
Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham Pilihan dari Analis untuk Perdagangan Senin (17/2)
Pertama, perkembangan tarif yang diterapkan oleh Donald Trump, terutama mengenai tarif timbal balik (reciprocal tariff) untuk mitra dagang AS.
Meski Trump mengklaim kebijakannya itu "adil untuk semua pihak", tapi beberapa negara telah memberikan sinyal akan mengambil langkah balasan jika AS benar-benar memberlakukan tarif timbal balik. Ketegangan ekonomi pun bisa muncul seiring potensi perang dagang dan geopolitik.
Kedua, pergerakan nilai tukar rupiah. Kurs rupiah diharapkan mengalami penguatan seiring terkoreksinya indeks dolar AS (DXY).
"Korelasi dolar AS dan rupiah dengan IHSG erat. Jika menguat, maka IHSG juga berpotensi menguat," kata Angga.
Angga pun menyematkan rekomendasi buy untuk tiga saham berbasis komoditas. Ketiga saham pilihan Angga adalah PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB), PT Indika Energy Tbk (INDY) dan PT Timah Tbk (TINS). Target harga masing-masing berada di level Rp 302, Rp 1.600 dan Rp 1.100 per saham.
Selanjutnya: DJP Raup Setoran Pajak Digital Rp 33,39 Triliun Hingga Januari 2025
Menarik Dibaca: Pilih Trading atau Investasi? Berikut Strategi Kripto yang Tepat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News