kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

IHSG melemah terseret kekhawatiran resesi AS


Kamis, 03 Oktober 2019 / 20:36 WIB
IHSG melemah terseret kekhawatiran resesi AS
ILUSTRASI. Bursa Efek Indonesia


Reporter: Irene Sugiharti | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,28% ke 6.038 di akhir perdagangan Kamis (3/10). Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwe menilai melorotnya IHSG hari ini dipengaruhi oleh kekhawatiran resesi global akibat ancaman meluasnya perang dagang ke Uni Eropa.

“Isu resesi masih menghantui indeks. Tapi kalau kita lihat, hari ini juga ada sentimen kekhawatiran perang dagang meluas karena Amerika mengenakan tarif pada produk-produk Uni Eropa. Inilah yang membuat market terkoreksi," jelasnya Kamis (3/10).

Presiden AS Donald Trump mengumumkan pemerintah AS akan memberlakukan tarif impor produk asal Uni Eropa senilai US$ 7,5 miliar. AS akan memberlakukan tarif impor 10% terhadap Airbus dan 25% tarif impor bagi anggur asal Prancis, wiski dan keju Irlandia serta keju dari seluruh UE. Tindakan ini sebagai hukuman atas subsidi penerbangan UE yang dinilai AS ilegal.

Baca Juga: IHSG merosot lima hari berturut-turut, begini prospeknya sampai akhir tahun

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana juga melihat hari ini melemahnya IHSG juga disebabkan oleh melemahnya Bursa AS dan Bursa Asia yang kinerjanya juga tidak terlalu positif.

Pasar saat ini sedang dibayangi oleh sinyal resesi yang dapat dicermati berdasarkan pemangkasan pertumbuhan ekonomi, inverted yield curve dan turunnya indeks manufaktur.

Berdasarkan data ISM report yang keluar kemarin, activity manufacturing AS menunjukkan penurunan ke level 47,8. Begitu pula dengan data ISM zona Euro yang menunjukkan berada di level 45,7. 

"ISM di bawah 50 berarti ekonominya kontraksi bisa membuka peluang terjadi resesi dan Trump menyerang Federal Reserve aktivitas manufacturing yang rendah ini karena suku bunga terlalu tinggi. Kemudian kalau dilihat dari zona Euro, Indeks PMI zona Euro itu 45,7 terendah sejak 2012. Jadi data Inggris ini juga menunjukkan sudah di bawah 50 jadi artinya ekonominya mengalami perlambatan sehingga semakin mendukung kemungkinan terjadinya resesi global,” tutur Hans.

Herditya memperkirakan ke depan IHSG dapat menyentuh level 5.950-5.900. Meskipun memperkirakan IHSG masih akan melemah, Didit belum dapat memastikan timeframe dari prediksinya ini.

Ke depan, Herditya menilai pergerakan IHSG masih akan dipengaruhi oleh sentimen perang dagang. 

Hans Kwee menilai perang dagang akan berpindah antara Amerika dan Uni Eropa. Jika hal ini terjadi, Indonesia akan diuntungkan pasalnya dampaknya ke Indonesia dari perang dagang antara Amerika dan China lebih besar jika dibandingkan dengan dampak perang dagang antara Amerika dan Uni Eropa.

Hingga akhir tahun, Hans memproyeksikan IHSG akan berada di level 6.400. Sementara Didit memproyeksikan IHSG akan berada di level 6.334. Level 6.334 dipatok Didit dan MNC akibat adanya perang dagang antara As dan China yang menekan pertumbuhan ekonomi global.

Hans merekomendasikan untuk mengakumulasikan saham di sektor perbankan seperti BMRI, BBRI dan BBNI karena menurut Hans tiga saham ini bergerak paling cepat ketika IHSG menguat. 

Baca Juga: IHSG melemah tertekan kekhawatiran meluasnya perang dagang

Untuk jangka yang lebih panjang lagi, saham-saham properti seperti BSDE, LPKR dapat menjadi pilihan.

Dalam menyikapi sentimen yang saat ini terjadi Hans merekomendasikan investor untuk mengakumulasi saham saat terjadi pelemahan. Sementara Didit menilai ada baiknya investor melakukan trading cepat. 

Menurut Didit di tengah pergerakan market yang cenderung bearish seperti saat ini, lebih baik investor mengambil kesempatan yang ada.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×