Reporter: Muhammad Musa | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabingan (IHSG) melemah pada perdagangan Selasa (14/5). IHSG hari ini sempat menguat saat dibuka, tapi tutup melemah 0,22% atau turun 15,50 poin ke angka 7.083,76.
Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas, Nurwachidah melihat, adanya pola inverted dragonfly doji yang terbentuk pada laju pergerakan IHSG Selasa (14/5). Hal tersebut mengindikasikan tekanan jual yang masih cukup besar terhadap IHSG.
Kemudian, berdasarkan Stochastic Relative Strength Index (RSI) menunjukkan breaklow level pivot 50%. Menurut dia, hal ini dapat memperkuat potensi konsolidasi lanjutan dalam rentang 7.000-7.200 dengan pivot di 7.100 pada Rabu (15/5).
Nur menyampaikan, penjualan ritel domestik mengalami pertumbuhan sesuai perkiraan mencapai 9,3% year on year (YoY) di Maret 2024 dari sebelumnya di angka 6,4% YoY di Februari 2024. Adapun Indeks Keyakinan Konsumen mengalami kenaikan ke angka 107,7 di April 2024.
“Kedua data ini mengindikasikan bahwa konsumsi domestik masih relatif solid dan bisa diandalkan untuk menjaga pertumbuhan ekonomi di atas 5% YoY,” kata Nur kepada Kontan.co.id, Selasa (14/5).
Baca Juga: Cek Harga Saham NASI, GOTO, dan ASII yang Beda Arah di Penutupan Bursa Selasa (14/5)
Selain sentimen domestik, pergerakan IHSG selanjutnya akan merefleksikan respons pasar terhadap pidato Kepala the Fed Jerome Powell. Pidato ini merupakan pidato pertama Powell pasca rilis data ketenagakerjaan Amerika Serikat (AS) yang melemah.
Lebih lanjut, CME FedWath Tools mencatat peluang pemangkasan suku bunga acuan di September 2024 kembali meningkat ke level 49,6%.
Senior Investment Information Mirae Aset Sekuritas Indonesia, Nafan Aji Gusta menyampaikan, pelaku pasar tengah menantikan US Consumer Price Index (CPI) yang diproyeksikan akan melandai. Menurutnya, hal ini berkaitan dengan perkembangan dinamika The Fed ke depan yang akan berpotensi dovish atau tidak.
Selain itu, Melihat dari sisi kinerja data makro domestik terdapat neraca perdagangan yang diproyeksikan akan surplus. “Apabila sudah surplus berarti akan menjadi 48 bulan berturut-turut sejak Mei 2020,” kata Nafan kepada Kontan, Selasa (14/5).
Baca Juga: IHSG Turun 0,22% ke 7.083 Selasa (14/5), BBNI, SRTG, ARTO Top Gainers LQ45
Sementara Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menilai, pelemahan IHSG dibebani oleh sektor teknologi atau IDX Techno di level 1,14% dan sektor industri atau IDX Industri di angka 1,41%. Dalam prediksinya, IHSG akan bergerak cenderung menguat dengan support 7.071 dan resistance 7.106
Pergerakan IHSG akan dipengaruhi oleh pergerakan harga komoditas dan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika. Di samping itu, investor tengah menantikan perilisan data inflasi produsen AS dan data neraca dagang malam malam ini.
Herditya mencermati saham-saham berikut untuk perdagangan Rabu (15/5), yakni saham INCO dengan target harga Rp 4.720–Rp 4.830, BBNI berkisar di level Rp 5.000–Rp 5.125, dan ACES di harga Rp 880-Rp 920.
Sedangkan, Nur menjagokan saham BBRI, BRIS, INDF, ICBP, dan ISAT dengan peluang teknikal rebound lanjutan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News