kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.932.000   -10.000   -0,51%
  • USD/IDR 16.390   -124,00   -0,75%
  • IDX 6.908   120,89   1,78%
  • KOMPAS100 1.002   21,98   2,24%
  • LQ45 769   15,64   2,08%
  • ISSI 224   3,08   1,39%
  • IDX30 399   8,56   2,19%
  • IDXHIDIV20 465   8,31   1,82%
  • IDX80 112   2,28   2,07%
  • IDXV30 114   1,01   0,90%
  • IDXQ30 129   2,82   2,24%

IHSG Masih Rawan Koreksi, Analis Sarankan Sektor Berikut


Selasa, 24 Juni 2025 / 07:05 WIB
IHSG Masih Rawan Koreksi, Analis Sarankan Sektor Berikut
ILUSTRASI. Suasana main hall Bursa Efek Indonesia (BEI), di Jakarta. Minimnya sentimen positif IHSG masih rawan koreksi. Indeks belum akan kembali ke atas level 7.000 dalam satu hingga dua pekan ke depan. KONTAN/Cheppy A. Muchlis/09/06/2025


Reporter: Inggit Yulis Tarigan | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali tertekan dan turun ke bawah level psikologis 7.000. Pada penutupan perdagangan Senin (23/6), IHSG terparkir di level Rp 6.790.13, turun 1,69% dibanding hari sebelumnya. 

Kondisi pasar saat ini dibayangi eskalasi konflik geopolitik setelah Amerika Serikat melancarkan serangan ke tiga fasilitas nuklir Iran di Natanz, Fordow, dan Isfahan pada 21 Juni lalu.

Equity Research Analyst OCBC Sekuritas, Liga Maradona menilai tekanan jual masih akan berlanjut dalam waktu dekat.

“Investor masih khawatir akan ada serangan balasan dari Iran dan masih mencermati aksi serta keputusan dari negara adikuasa lainnya,” ujar Liga kepada Kontan, Senin (23/6).

Baca Juga: Cek Saham yang Banyak Diborong Asing di Tengah Koreksi Tajam IHSG di Awal Pekan

Di sisi lain, pasar juga mencermati perkembangan ekonomi Amerika Serikat. Liga menyebut bahwa data PCE Index akan menjadi perhatian utama karena indikator ini menjadi salah satu acuan penting bagi The Federal Reserve (The Fed) dalam menentukan arah suku bunga ke depan.

Secara teknikal, Liga memproyeksikan IHSG dalam jangka pendek masih cenderung melemah dengan level support di 6.700 dan resistance di 6.840. Dalam kondisi ini, ia menyarankan investor untuk fokus pada sektor-sektor defensif. 

Accumulative buy bisa dilakukan pada sektor telekomunikasi dan consumer staples. Dua sektor ini relatif stabil,” jelasnya. 

Baca Juga: Tensi Geopolitik Semakin Memanas, Rupiah Bisa Melemah ke Rp 16.700

Pengamat pasar modal dari Universitas Indonesia, Budi Frensidy juga menilai bahwa tekanan di pasar saham kemungkinan belum akan mereda selama konflik belum menemukan titik terang. 

“Minimnya sentimen positif dari dalam negeri dan dominasi tekanan dari eksternal membuat IHSG masih rawan koreksi lebih lanjut. IHSG belum akan kembali ke atas level 7.000 dalam satu hingga dua pekan ke depan,” ujarnya.

Ia juga menyoroti bahwa saham di sektor energi seperti minyak dan pelayaran cenderung lebih bertahan, sementara beberapa saham dengan katalis aksi korporasi masih bisa mencuri perhatian. 

“Jika tekanan berlanjut hingga IHSG menyentuh kisaran 6.000, level tersebut bisa menjadi momentum akumulasi, dengan catatan eskalasi tidak meluas ke negara besar lain seperti China dan Rusia,” tutupnya.

Selanjutnya: IHSG Diproyeksi Masih Lanjutkan Pelemahan, Cermati Saham Rekomendasi Analis

Menarik Dibaca: Katalog Promo Superindo Weekday Diskon hingga 45% Periode 23-25 Juni 2025

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×