Reporter: Kenia Intan | Editor: Noverius Laoli
Saham dinilai memiliki risiko yang tinggi sehingga alokasi dana pensiun ke instrumen tersebut tidak besar. Adapun dana-dana pensiun banyak diinvestasikan ke saham-saham jumbo seperti LQ45 maupun Kompas 100.
"Saham-saham dengan fundamental yang baik," katanya ketika dihubungi Kontan, Kamis (5/3).
Baca Juga: Bank Indonesia: Wabah virus corona berpotensi mengganggu prospek ekspor Indonesia
Selain itu ke instrumen saham, dana pensiun mayoritas diinvestasikan ke instrumen dengan fix income, seperti obligasi dan SBN.
Jika dana pensiun benar didorong untuk diinvestasikan ke pasar saham, Bambang menekankan bahwa pemilihan instrumen investasi dana pensiun harus dilakukan secara independen.
Tidak serta merta perintah dana diinvestasikan ke saham bisa dituruti, sebab investasi perlu dihitung agar tetap menghasilkan tetapi tidak berisiko tinggi.
Baca Juga: Bank Indonesia mencatat, posisi cadev akhir Februari 2020 sebesar US$ 130,4 miliar
"Karena risiko atau tanggung jawab itu tetap ada di pengurus," kata Bambang ketika dihubungi Kontan.co.id.
Selain itu, perlu juga diperhatikan tanggal jatuh tempo dana pensiuannya, sehingga investasi perlu dianalisis secara jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News