Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Sentimen negatif membayangi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Tengok saja, IHSG ditutup memerah ke posisi 5.435 pekan lalu. Tak hanya itu, nilai transaksi harian pun mengalami penurunan dan asing melakukan aksi jual.
Analis Investa Saran Mandiri Hans Kwee mengatakan, indeks banyak tertekan oleh aksi jual pemodal asing pekan lalu. Net sell asing yang terjadi pada saham blue chips pun membuat pergerakan IHSG tak moncer. Menurutnya, pemodal asing melakukan balancing portfolio terkait kekhawatiran naiknya fed rate. “Pekan ini asing masih akan net sell. Tapi porsinya mulai mengecil,” kata Hans.
Lebih lanjut, analis First Asia Capital David Sutyanto merasa bahwa IHSG masih akan dalam posisi negatif pekan ini mengingat adanya kinerja kuartal satu emiten yang diperkirakan tak terlalu memuaskan. Sedangkan, Hans menilai pergerakan pasar agak mixed menanti laporan keuangan kuartal satu para emiten.
Ia memaparkan, beberapa sektor yang berkaitan dengan suku bunga seperti perbankan, properti, dan multifinance agak tertekan. Hans mencermati laba PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) yang terpangkas 92,4%, keuntungan PT Bank Danamon Tbk (BDMN) yang turun 21%, sampai laba PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) yang naik 17,7% di bawah ekspektasi.
Namun di luar itu, ia menyebut beberapa emiten sektor konsumer sepertinya tetap tumbuh baik walaupun data konsumsi masyarakat menurun. Hans mencontohkan laba PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) yang tumbuh di atas ekspektasi. Kemudian, keuntungan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) pun diperkirakan tetap naik. Karena jika ekonomi melambat, penjualan mie instant akan meningkat.
Hans mengatakan, IHSG bisa dapat memperoleh sentimen positif apabila pemerintah melancarkan program infrastruktur yang selama ini digembor-gemborkan. Sejak awal tahun, pemerintah telah memperoleh dana segar namun belanjanya belum juga dieksekusi. “Kalau dana sudah disetor tapi belum dibelanjakan, perekonomian kita bisa kekurangan darah,” ucapnya.
Meski begitu, saat ini terjadi pertaruhan Joko Widodo karena penerimaan pajak yang diperkirakan tak akan mencapai target. Jika benar terjadi, maka belanja infrastruktur harus dipangkas.
Tapi bukan berarti tak ada yang bisa mendorong infrastruktur di Indonesia. Hans bilang, China berencana melakukan investasi ke Indonesia karena ingin mengambil pengaruh lebih besar di sini. Apabila China masuk, ia beranggapan Jepang dan Amerika Serikat juga tak mau kalah dan memberi bantuan ke Indonesia.
Untuk pekan depan, David menyebut pasar modal akan bergerak sideways karena investor yang cenderung masih wait and see. a memperkirakan, indeks akan bergerak di rentang 5.350-5.510 pekan depan. Lalu Hans memproyeksikan support IHSG di 5.420-5.400 dan resistance 5.470-5.500.
David menyarankan simak emiten perbankan seperti BBNI dan BBRI karena kondisinya yang masih cukup positif di kuartal pertama kemarin. Lalu emiten sektor tambang layaknya PTBA dan ADRO pun dinilainya mulai mengalami rebound perlahan.
David memproyeksikan, IHSG akhir tahun akan berada di posisi 5.850. Lalu Hans menaruh harapan bahwa IHSG bisa menembus 6.100 di akhir 2015.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News