kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45901,40   8,81   0.99%
  • EMAS1.332.000 0,60%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

IHSG diprediksi masih akan positif hingga awal tahun 2022


Senin, 04 Oktober 2021 / 07:45 WIB
IHSG diprediksi masih akan positif hingga awal tahun 2022


Reporter: Achmad Jatnika | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) paling positif di antara beberapa aset investasi konvensional di kuartal III/2021. Merujuk Bloomberg, pergerakan IHSG di kuartal III/2021 mencapai 5,03%. Secara year to date, kinerja IHSG berada di angka 5,13%.

Investment Specialist Sucorinvest Asset Management, Toufan Yamin, melihat, turunnya kasus Covid-19 di bulan Agustus, adanya pelonggaran aktivitas masyarakat, dan dengan adanya sentimen tapering, menurutnya ini memperjelas lini waktu historis bagi saham, karena secara historis IHSG menguat di kuartal keempat.

Ia juga menambahkan, kalau saat ini dukungan terhadap saham datang dari menguatnya harga komoditas, seperti batubara, minyak sawit mentah (CPO), minyak mentah, dan gas.

Dalam pandangan Toufan, hal ini masih akan berlanjut hingga akhir tahun, karena dengan harga yang naik, menurutnya akan mendatangkan rasa optimisme dari laporan keuangan yang membaik.

Baca Juga: Turun 0,92% pada Jumat (1/10), ini proyeksi IHSG pada pekan depan

Toufan juga menjelaskan, kalau harga komoditas bertahan sampai akhir tahun, maka IHSG sampai bulan Januari-Februari 2022 akan ikut menguat, menurutnya hal ini sama dengan awal tahun 2021.

“Saat ini menjadi waktu yang baik untuk investasi di saham, untuk investor yang masuk duluan jangan buru-buru profit taking, karena kita melihat IHSG mempunyai peluang untuk menguat lagi,” jelas Toufan kepada Kontan, Jumat (1/10).

Head of Investment Research Infovesta Wawan Hendrayana, juga melihat bahwa penguatan harga komoditas masih akan terjadi sampai musim dingin berlalu di bulan Januari-Februari. Namun apabila terjadi perdamaian antara China dan Australia, maka akan membuat harga batubara menurun.

“Kecuali tiba-tiba ada perdamaian diplomatis antara China dan Australia. Kalau itu terjadi, harga batubara akan turun. Sekarang pun IHSG terpengaruh gara-gara itu, kenaikan IHSG saat ini penopangnya sektor batubara,” pungkas Wawan.

Selanjutnya: IHSG naik 1,37%, simak kondisi bursa selama sepekan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×