Reporter: Recha Dermawan | Editor: Noverius Laoli
Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas Alrich Paskalis Tambolang mengatakan IHSG berpotensi pullback ke kisaran 6.900-6.930.
“Hal ini terindikasi dari Stochastic RSI yang membentuk death cross di overbought area.” kata Alrich.
Penguatan IHSG pada Jumat lalu (1/9) ditopang oleh emiten basic materials dan energy. Hal ini dipicu oleh kenaikan PMI Manufaktur Indonesia ke 53,9 di Agustus 2023 dari 53,3 pada Juli 2023.
Selain itu, kondisi supply minyak yang akan lebih ketat, akibat Badai Idalia di Florida, AS. Penguatan ini diperkirakan masih berlanjut hingga pekan depan.
Dari dalam negeri, Inflasi Indonesia berada di 3.27% yoy di Agustus 2023 dari 3.08% yoy di Juli 2023 (1/9).
Namun level tersebut lebih rendah dari perkiraan di 3.33% yoy. Pada pekan depan, Indonesia akan merilis data Cadangan Devisa (7/9) dan Indeks Keyakinan Konsumen bulan Agustus 2023 (8/9).
Baca Juga: IHSG Menguat 1,19% Selama Sepekan, Asing Paling Banyak Mengoleksi Saham Berikut
Dari regional, Tiongkok akan merilis Neraca Perdagangan, ekspor dan impor bulan Agustus 2023 (7/9). Ekspor dan impor Tiongkok diperkirakan terkontraksi ke 9.8% yoy dan 8.8% yoy.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka pasar dapat memperhatikan saham-saham tambang seperti Elnusa (ELSA), Adaro Energy Indonesia (ADRO), Bukit Asam (PTBA) dan Indo Tambangraya Mekah (ITMG).
Selain itu, pasar juga dapat memperhatikan saham dengan rebound lanjutan seperti Mitra Adiperkasa (MAPI), Indofood CBP (ICBP), Japfa Comfeed Indonesia (JPFA) dan Ace Hardware Indonesia (ACES).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News