Reporter: Riska Rahman | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS) alias Fed Fund Rate (FFR) semakin dekat. Pasalnya, para Gubernur The Federal Reserve (The Fed) memberi sinyal kuat menaikkan suku bunga acuan mereka tahun ini.
Dari hasil rapat FOMC yang diumumkan Kamis (22/2) dini hari tadi, para Gubernur The Fed optimistis akan menaikkan FFR secara bertahap di tahun ini. Hal ini dipengaruhi oleh perbaikan pertumbuhan ekonomi dan naiknya tingkat inflasi AS di Januari lalu.
Kabar ini pun disambut negatif oleh Wall Street. Indeks saham Dow Jones, misalnya, bergerak melemah 0,67% pada penutupan terakhirnya. Akibatnya, pasar saham global, termasuk pasar saham Indonesia, ikut terseret pelemahan ini.
Jika The Fed akan melancarkan aksi peningkatan suku bunga ini di Maret 2018 nanti, Analis Profindo Sekuritas Yuliana melihat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemungkinan akan melemah. "Meski begitu, pengaruhnya tidak akan terlalu besar dibanding pertengahan Februari lalu," ujarnya kepada KONTAN, Kamis (22/2).
Selain IHSG, kenaikan suku bunga ini juga akan memberikan dampak ke dana asing di pasar saham serta ke emiten. Berkat kenaikan suku bunga yang diprediksi akan naik 25 basis poin, investor asing berpotensi melakukan aksi penarikan dana alias capital outflow dari pasar saham Indonesia.
Di sisi lain, kenaikan suku bunga ini juga bisa membuat posisi dollar AS terhadap rupiah semakin kuat. Hal ini membuat kinerja emiten yang banyak melakukan impor jadi tertekan.
Yuliana pun memperkirakan, IHSG berpotensi untuk terus melemah hingga kenaikan FFR Maret nanti. "Tetapi selama data ekonomi dari dalam negeri menunjukkan hasil yang bagus, penurunan tersebut masih bisa tertahan," tandasnya.
Untuk jangka panjang, ia juga optimis IHSG bisa menyentuh level 6.800-6.900 di tahun ini. Namun, level ini baru akan bisa tercapai asalkan pergerakan indeks saham domestik tak menembus di bawah level 6.426.
Dari sisi fundamental, aspek pertumbuhan ekonomi dan consumer spending juga bisa menahan pelemahan IHSG. Dua faktor ini bisa menjadi sentimen positif di tengah sentimen negatif yang datang dari pasar global.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News