kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

IHSG dan rupiah jeblok, apa tindakan pemerintah?


Selasa, 20 Agustus 2013 / 09:31 WIB
IHSG dan rupiah jeblok, apa tindakan pemerintah?
ILUSTRASI. Tanda Anda Mengalami Kelelahan Mental


Sumber: Kompas.com | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Kondisi nilai tukar rupiah dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami pelemahan signifikan. Lantas apa upaya pemerintah untuk menstabilkan indikator makro ekonomi itu?

Semalam, Forum Koordinasi Stabilitas Sistem Keuangan (FKSSK) yang terdiri dari Kementerian Keuangan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dan Bank Indonesia (BI) melakukan rapat guna mengambil sejumlah kebijakan dalam stabilisasi IHSG dan rupiah.

Pelaksana tugas Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Bambang Brodjonegoro mengatakan, pemerintah masih menganalisa lebih jauh dan menyikapi adanya pelemahan rupiah dan IHSH hingga hari kemarin.

"Yang paling penting dari rapat tadi (semalam) adalah akan ada rapat di tingkat menteri keuangan dan gubernur BI serta dewan komisioner OJK serta LPS dalam minggu ini. Kami akan ada policy action yang sama untuk stabilisasi pasar. Di ujungnya kita akan terus menjaga stabilitas eksternal dari perekonomian kita," kata Bambang di kantor Kementerian Keuangan Jakarta, Senin (19/8) malam.

Namun, Bambang mengaku, pelemahan nilai tukar rupiah dan IHSG itu karena pengaruh eksternal dan domestik. Dari eksternal, Bambang mengatakan investor masih khawatir soal rencana kepastian pengetatan atau justru melunaknya bank sentral AS dalam pemberian stimulus fiskal yang akan dilakukan September mendatang.

Sementara dari sisi domestik, investor masih khawatir terhadap posisi neraca pembayaran Indonesia hingga kuartal II-2013 yang masih defisit hingga 4,4 persen dari Pendapatan Domestik Bruto (PDB). "Ini yang jadi konsen bagi investor yang berpengaruh terhadap nilai tukar rupiah, surat utang negara dan pasar saham," tambahnya.

Sebagai tahap awal, pemerintah akan memperbaiki posisi neraca pembayaran agar konsidi sistem keuangan bisa stabil.  Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, bank sentral berupaya menurunkan posisi defisit neraca pembayaran hingga 2,7% di kuartal III-2013.

Upaya tersebut bisa terjadi karena sebagian besar neraca pembayaran defisit karena impor minyak masih tinggi.  "Impor migas kita masih tinggi. Nanti di kuartal III akan menurun karena dampak dari kenaikan harga BBM bersubsidi mulai ada. Demikian juga impor migas akan menurun. Saya kira ini akan mendorong perkembangan nilai tukar dan IHSG akan lebih baik ke depan," tambahnya. (Didik Purwanto/Kompas.com)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×