Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dominan bergerak di zona hijau pada perdagangan Senin (17/7). Akan tetapi, pada akhirnya IHSG ditutup turun tipis 0,04% ke level 6.867,14.
Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) Mino memprediksi, IHSG pada minggu ini akan menguat kembali karena sejumlah sentimen penggerak. Dari domestik, pelaku pasar mencermati data neraca perdagangan Indonesia bulan Juni 2023 dan laporan keuangan emiten semester pertama 2023 yang mulai dirilis pekan ini.
Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan, neraca perdagangan mencatat surplus US$ 3,45 miliar pada Juni 2023. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan surplus Mei 2023 sebesar US$ 0,44 miliar dan lebih besar dari konsensus analis yang memprediksi surplus US$ 1,16 miliar.
Baca Juga: Cek Rekomendasi Teknikal Saham TINS, INTP, INDF dari Analis untuk Hari Ini (18/7)
Surplus neraca perdagangan pada Juni 2023 lebih disebabkan penurunan impor yang lebih dalam dibandingkan penurunan ekspor. Nilai ekspor pada Juni 2023 turun 5,08% dibanding bulan sebelumnya menjadi US$ 20,61 miliar, sedangkan nilai impor merosot 19,4% dibanding Mei 2023 menjadi US$ 17,15 miliar.
Penyebabnya adalah penurunan harga tahunan batubara dan minyak kelapa sawit yang merupakan komoditas ekspor utama Indonesia, juga terus terjadi pada Juni 2023. Kemudian, penurunan aktivitas manufaktur China yang terlihat dari nilai ekspor China dalam dolar AS yang mengalami penurunan signifikan sebesar 12,4% secara tahunan dan impor yang menurun 6,8% secara tahunan.
"Selanjutnya, musim laporan keuangan emiten big cap yang akan dimulai pada akhir Juli 2023 menjadi sentimen positif yang layak untuk dicermati mulai minggu ini," kata Mino dalam keterangan tertulisnya, Senin (17/7).
Baca Juga: Wall Street Menguat Senin (17/7), Investor Menunggu Putaran Rilis Laporan Keuangan
Dari sentimen eksternal, Mino menyoroti dimulainya musim laporan keuangan dan penjualan retail di Amerika Serikat (AS). Pada akhir pekan lalu, dua emiten perbankan di AS, yakni JP Morgan dan Wells Fargo melaporkan kinerja keuangannya yang lebih baik dari ekspektasi.
Sementara itu, berdasarkan FacSet, emiten penghuni indeks S&P 500 akan mencatatkan penurunan kinerja sebesar 7% YoY di kuartal II-2023. Terkait sentimen penjualan retail AS, Mino menguraikan bahwa pada Mei 2023 lalu, penjualan retail naik sebesar 1,6% YoY, lebih tinggi dari sebelumnya yang sebesar 1,2% YoY.
"Data penjualan retail ini cukup penting untuk melihat seberapa sehat perekonomian AS di tengah kebijakan moneter ketat oleh The Fed," ucap dia.
Baca Juga: IHSG Diramal Berlanjut Melemah, Selasa (18/7), Saham-Saham Ini Bisa Dicermati
Ditopang sejumlah sentimen-sentimen tersebut, Indo Premier Sekuritas merekomendasikan 20 saham untuk trading pada minggu ini hingga 21 Juli 2023. Sebanyak 20 saham tersebut adalah sebagai berikut:
1. BBRI (support: Rp 5.400, resistance: Rp 5.625)
2. BBCA (support: Rp 9.050, resistance: Rp 9.325)
3. BBTN (support: Rp 1.295, resistance: Rp 1.345)
4. AALI (support: Rp 7.750, resistance: Rp 8.175)
5. LSIP (support: Rp 1.060, resistance: Rp 1.150)
6. DSNG (support: Rp 570, resistance: Rp 640)
7. SMRA (support: Rp 675, resistance: Rp 740)
8. CTRA (support: Rp 1.045, resistance: Rp 1.175)
9. BSDE (support: Rp 1.070, resistance: Rp 1.195)
10. PWON (support: Rp 480, resistance: Rp 510)
11. MAPI (support: Rp 1.710, resistance: Rp 1.900)
12. SILO (support: Rp 1.750, resistance: Rp 2.010)
13. HEAL (support: Rp 1.410, resistance: Rp 1.645)
14. INDF (support: Rp 7.250, resistance: Rp 7.625)
15. ICBP (support: Rp 11.300, resistance: Rp 12.325)
16. TKIM (support: Rp 6.350, resistance: Rp 7.000)
17. INTP (support: Rp 10.000, resistance: Rp 10.675)
18. PTPP (support: Rp 590, resistance: Rp 660)
19. ANTM (support: Rp 1.960, resistance: Rp 2.040)
20. BIRD (support: Rp 2.120, resistance: Rp 2.300)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News