Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indo Premier Sekuritas memprediksi, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan kembali menggeliat pada pekan ini. Ada dua sentimen yang perlu dicermati investor, yakni rilis data inflasi dan PMI Manufaktur Indonesia serta suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat (AS).
Equity Analyst Indo Premier Sekuritas Rifqi Satria Dinandra mengatakan, PMI Manufaktur Indonesia pada Desember 2022 sudah meningkat dari 50,3 menjadi 50,9. Inflasi dalam negeri juga diprediksi mulai turun pada Januari 2023 dengan konsensus inflasi di level 5,40% year on year (YoY) untuk inflasi umum dan 3,30% YoY untuk inflasi inti.
"Tren penurunan harga biaya transportasi setelah libur Nataru diprediksi akan menjadi salah satu faktor inflasi yang lebih rendah pada bulan Januari dibandingkan sebelumnya," kata Rifqi dalam riset, Senin (30/1).
Baca Juga: Fluktuasi Pasar Saham di Awal Tahun Pengaruhi Tren Penempatan Dana Nasabah Tajir
Dia menambahkan suku bunga AS juga menarik untuk dicermati karena saat ini sudah berada di level 4,50%. Pelaku pasar memprediksi hanya akan ada kenaikan 25 bps pada pertemuan Federal Market Open Committee (FOMC) awal Februari nanti.
"Agresivitas kenaikan suku bunga pun diprediksi akan berkurang . Apabila hanya naik 25 bps, maka agresivitas The Fed sudah berkurang sesuai dengan prediksi pasar," ucap Rifqi.
Baca Juga: IHSG Menguat Terbatas, Intip Rekomendasi Saham Untuk Trading
Dihadapkan pada potensi penguatan IHSG minggu ini, Rifqi pun merekomendasikan buy untuk trading hingga Jumat, 3 Februari 2023. Ada enam saham yang masuk dalam rekomendasinya, yaitu:
BBCA (support Rp 8.500, resistance Rp 9.000)
BBNI (support Rp 9.325, resistance Rp 9.950)
BMRI (support Rp 9.700, resistance Rp 10.550)
SIDO (support Rp 735, resistance Rp 785)
RALS (support Rp 665, resistance Rp 700)
APLN (support Rp 152, resistance Rp 162)
Baca Juga: IHSG Melemah 0,61% di Akhir Sesi I, Sektor Keuangan dan Infrastruktur Melorot
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News