Reporter: Aris Nurjani | Editor: Noverius Laoli
Praska mengatakan sentimen yang dapat mempengaruhi IHSG berasal dari rilis data-data ekonomi, khususnya di GDP dan kinerja emiten di tengah era suku bunga tinggi. Jika perlambatan sesuai ekspektasi, maka IHSG akan kembali bergerak naik karena harapan potensi pemulihan di tahun berikutnya.
Namun, selain antisipasi terhadap rilis data-data ekonomi dan kinerja emiten, investor juga menyoroti potensi langkah China dan Rusia yang ingin menggunakan mata uang selain Dollar untuk kegiatan perdagangan di mana berpotensi memicu perang dagang kembali sekaligus mengganggu stabilitas ekonomi yang saat ini mencoba pulih pasca pandemi.
Praska menargetkan IHSG untuk jangka pendek di semester 1 2023 kembali ke level 7.000 pasca rilis kinerja emiten per kuartal I-2023 serta menunggu tren suku bunga acuan BI dan The Fed, apakah sudah stabil atau masih berpeluang naik lagi.
Sementara hingga akhir tahun, target level IHSG berada di level 7.400-an dengan asumsi bertumbuh 8% dari penutupan akhir tahun lalu.
Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham Emiten Sektor Semen : INTP, SMGR, SMBR dan CMNT
Praska merekomendasikan beli untuk sektor perindustrian seperti ASII dengan target harga Rp 6.600, ABMM dengan target harga Rp 3.800, sektor barang baku seperti ANTM dengan target harga Rp 2.250, MDKA dengan target harga Rp 4.900.
Selanjutnya, sektor infrastruktur telekomunikasi yaitu TLKM dengan target harga Rp 4.500, sektor energi seperti PGAS dengan target harga Rp 1600, INDY dengan target harga Rp 2.700, dan sektor barang konsumen MPMX dengan target harga Rp 1.300, AMRT dengan target harga Rp 3.000, INDF dengan target harga Rp 6.900.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News