kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.909   21,00   0,13%
  • IDX 7.205   64,44   0,90%
  • KOMPAS100 1.107   12,16   1,11%
  • LQ45 879   12,29   1,42%
  • ISSI 221   1,13   0,52%
  • IDX30 449   6,77   1,53%
  • IDXHIDIV20 541   6,33   1,18%
  • IDX80 127   1,54   1,22%
  • IDXV30 135   0,55   0,41%
  • IDXQ30 149   1,80   1,22%

HOMI dan PBSA akan Stock Split, Investor Perlu Cermati Fundamentalnya


Selasa, 21 Juni 2022 / 07:00 WIB
HOMI dan PBSA akan Stock Split, Investor Perlu Cermati Fundamentalnya


Reporter: Kenia Intan | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah emiten di bursa mengumumkan akan melakukan pemecahan nilai nominal saham atau stock split. Kedua emiten itu adalah PT Grand House Mulia Tbk (HOMI) dan PT Paramita Bangun Sarana Tbk (PBSA). 

Mengutip catatan Kontan.co.id, kedua emiten itu akan stock split dengan rasio satu banding dua (1:2). Dus, nilai nominal saham yang semula Rp 100 per saham itu akan dipecah menjadi dua sahan dengan nilai masing-masing Rp 50 per saham. 

Untuk HOMI, jumlah saham dengan nilai nominal baru akan meningkat jadi 315 juta saham, dari sebelumnya 157,5 juta saham. Sementara untuk PBSA, jumlah saham setelah stock split akan menjadi 3 juta saham, dari sebelumnya 1,5 juta saham. 

Analis Phillip Sekuritas, Helen, mengomentari, aksi korporasi ini bertujuan untuk memecah nilai saham sehingga secara nominal dianggap lebih terjangkau bagi investor. Selain itu, saham menjadi lebih likuid dari segi volume perdagangannya.  

Baca Juga: Paramita Bangun Sarana (PBSA) Akan Lakukan Stock Split dengan Rasio 1:2

Sepengamatannya, stock split dapat berdampak bagi pergerakan saham dalam jangka pendek. Akan tetapi, untuk jangka panjang, pergerakan saham tetap beergantung pada kinerja fundamental  seperti tren pertumbuhan pendapatan dan laba, serta prospek industrinya. 

"Stock split hanya berdampak pada harga nominal tapi tidak mengubah fundamental dan kinerja perusahaan," jelas Helen kepada Kontan.co.id, Senin (20/6). 

Senada, Equity Analyst Kanaka Hita Solvera, William Wibowo, mengungkapkan, stock split bisa menjadi sentimen positif apabila kinerja fundamental dan reputasi emitennya tetap baik. 

"Stock split tidak menjamin akan mengerek harga saham," jelasnya kepada Kontan.co.id, Minggu (19/6). 

Stock split yang tidak serta merta mengangkat harga saham itu tercermin dalam pergerakan PT Harum Energy Tbk (HRUM). 

Sebagai pengingat, HRUM telah melakukan stock split dengan rasio 1:5. Saham tambang batubara yang sebelumnya memiliki nilai nominal Rp 100 per saham itu dipecah menjadi lima saham masing-masing bernilai Rp 20 per saham. 

Adapun perdagangan dengan nilai nominal baru di pasar tunai telah dimulai pada 6 Juni 2022. Mengutip RTI Business, pergerakan saham HRUM cenderung memerah sejak tanggal tersebut. Adapun per penutupan perdagangan hari ini, Senin (20/6), sahamnya berada di harga 1.680 per saham. 

William menambahkan, terhadap saham-saham yang melakukan stock split ataupun aksi korporasi lainnya, investor disarankan mendalami keputusan tersebut dan menyesuaikannya dengan kondisi emiten serta ekonomi terkini. 

Baca Juga: Kantongi Restu Pemegang Saham, Ini Jadwal Stock Split Grand House Mulia (HOMI)

"Baiknya Investor tetap mempelajari kinerja fundamental kedua emiten itu serta menantikan konfirmasi breakout harga yang valid secara teknikal," katanya. 

Adapun kedua saham itu direkomendasikan hold terlebih dahulu dan mencermati level support di 745 dan resistance di 900 untuk PBSA. Sementara untuk HOMI bisa cemati level support di 635 dan resistance di 750. 

Senada, Helen menekankan agar  investor memperhatikan kinerja dan valuasi saham-saham yang berencana stock split itu.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×