Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Anna Suci Perwitasari
Sebelumnya, Kementerian Pertanian (Kementan) menyebutkan adanya penurunan harga biji kopi di tahun ini, dari Rp 68.000 per kg menjadi Rp 26.000 per kg. Sedangkan kapasitas produksi juga mengalami penurunan sekitar 35% dibandingkan produksi kopi nasional di 2019 yang mencapai 760.963 ton.
Selanjutnya Fajar menambahkan, dengan meningkatkan pemanfaatan resi gudang khususnya untuk komoditas kopi, kesejahteraan para pemilik komoditas bisa meningkat. "Kami sebagai pusat registrasi resi gudang bersama Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), akan terus melakukan sosialisasi serta edukasi kepada para pemilik komoditas terkait manfaat dari resi gudang ke depan," jelasnya.
Asal tahu saja, ada banyak komoditas yang bisa disimpan dalam Sistem Resi Gudang (SRG). Berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan No 33 tahun 2020, terdapat 18 jenis komoditas yang bisa memanfaatkan skema SRG diantaranya, gabah, beras, jagung, kopi, kakao, lada, karet, rumput laut, rotan, garam, gambir, teh, kopra, timah, bawang merah, ikan, pala, dan ayam beku karkas.
Dari berbagai komoditas yang ada, pemanfaatan resi gudang tahun ini menunjukkan pertumbuhan nilai pembiayaan sebesar 36% dibandingkan dengan kuartal III-2019 (yoy).
Baca Juga: KBI terus tingkatkan kemudahan SRG, termasuk dengan blokchain
Hingga September 2020, KBI mencatat penerbitan resi gudang sebanyak 259, dengan nilai pembiayaan sebesar Rp 56.81 miliar. Untuk periode yang sama di 2019, tercatat penerbitan resi gudang sebanyak 299, dengan nilai pembiayaan Rp 41.78 miliar.
“Kami akan terus mendorong pemanfaatan resi gudang dengan menyediakan aplikasi untuk mempermudah para pemilik komoditas melakukan registrasi," ungkap Fajar.
Sebagai informasi, beberapa waktu yang lalu, KBI melakukan sosialisasi terkait Aplikasi IS-Ware Next Gen, yaitu aplikasi registrasi yang berbasis Block Chain dan Smart Contract. Dengan aplikasi ini, akan menjadikan pelaksanaan registrasi resi gudang menjadi lebih aman karena didukung dengan teknologi yang handal dan terukur. Selain itu, aplikasi juga dikembangkan untuk memberikan kenyamanan dan kemudahan kepada para pelaku resi gudang untuk melakukan registrasi.
Dalam sektor SRG, KBI juga mendorong anak usahanya yaitu PT Kliring Perdagangan Berjangka Indonesia (KPBI) untuk masuk ke sektor ini dengan melakukan aliansi bisnis dengan korporasi lain untuk REPO Resi Gudang. Dengan pola bisnis ini, diharapkan akan mampu meningkatkan ekosistem resi gudang, mulai dari hulu hingga hilir.
“Dengan memanfaatkan resi gudang ini, selain mampu meningkatkan kesejahteraan para pemilik komoditas, juga diharapkan mampu menjadi salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi nasional,” tandasnya.
Selanjutnya: Laba Kliring Berjangka Indonesia tumbuh 22,18% di kuartal III-2020, simak penopangnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News