Reporter: Muhammad Julian | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk mencatatkan pertumbuhan laba bersih yang fantastis. Pasalnya, perseroan membukukan laba periode berjalan sebesar Rp 122,24 miliar di kuartal III 2019.
Padahal, sebelumnya produsen pipa yang memiliki kode saham “ISSP” ini hanya membukukan laba bersih sebesar Rp 15,54 miliar kuartal III 2018. Apabila dihitung-hitung, pertumbuhan laba periode berjalan yang dibukukan oleh perseroan mencapai 686,60% secara tahunan.
Baca Juga: Steel Pipe Industry (ISSP) perluas distribusi produk ke wilayah Indonesia Timur
Pada sisi Penjualan dan Pendapatan Jasa (Sales and Services Revenues), ISSP juga mencatatkan pertumbuhan sebesar 66,14% secara tahunan (year-on-year/yoy) dari yang semula sebesar Rp 3,38 triliun di kuartal III 2018 menjadi Rp 3,60 triliun di kuartal III 2019.
Sebagian besar dari pendapatan perseroan ditunjang oleh penjualan dan jasa pada tingkat domestik dengan porsi sekitar 92,25%. Sementara itu, sebanyak 7,75% pendapatan sisanya ditopang oleh penjualan dan jasa yang dilakukan oleh perseroan secara ekspor.
Investor Relations PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk, Johannes Edward mengatakan pertumbuhan laba perseroan yang pesat disebabkan oleh sejumlah langkah peningkatan efisiensi yang dilakukan oleh perseroan.
Baca Juga: Simak rekomendasi saham INKP, LPPF dan ISSP untuk hari ini
“Secara detail tidak bisa saya sampaikan, tetapi pertumbuhan laba di antaranya disebabkan oleh manajemen inventory dan customer education,” jelas Johannes kepada Kontan.co.id, Selasa (29/10).
Apabila menilik laporan keuangan kuartal III 2019 ISSP, kenaikan yang terjadi pada pos-pos beban ISSP memang relatif jauh di bawah pertumbuhan pendapatan perseroan.
Pada beban pokok pendapatan atau cost of revenues misalnya, kenaikan beban pokok pendapatan ISSP hanya tercatat sebesar 4,42% secara yoy, yakni dari yang semula sebesar Rp 2,98 triliun di kuartal III 2018 menjadi Rp 3,12 triliun di kuartal III 2019.
Baca Juga: Dua saham emiten baja, BAJA dan ISSP masuk top gainers, mana yang menarik?
Alhasil, ISSP membukukan laba kotor atau gross profit sebesar Rp 488,97 miliar. Angka ini lebih besar 23,07% apabila dibandingkan laba kotor pada periode yang sama di tahun sebelumnya yang hanya sebesar Rp 397,29 miliar.
Johannes mengatakan bahwa ISSP akan terus mempertahakan dan meningkatkan kinerja perseroan guna mencapai target yang telah dipatok perseroan tahun ini.
Untuk diketahui, tahun ini ISSP menargetkan pertumbuhan pendapatan sebesar 20% serta perbaikan margin yang signifikan dibandingkan tahun lalu.
Baca Juga: Produksi Pipa Baja Spindo (ISSP) ditargetkan Tumbuh 20%
Hingga kuartal III, ISSP telah menyerap sebanyak 70% dari anggaran belanja modal (capital expenditure/capex) tahun ini yang sebesar Rp 50 miliar. Menurut Johannes, sebagian besar dari serapan tersebut hanya digunakan untuk keperluan pemeliharaan atau maintenance.
Sementara itu, capex yang dianggarkan untuk tahun depan diperkirakan akan berada di kisaran Rp 50 - Rp 100 miliar. Seperti halnya tahun ini, sebagian besar dari capex untuk tahun depan akan digunakan untuk membiayai keperluan pemeliharaan aset atau maintenance.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News