Reporter: Dimas Andi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prinsip berani mengambil langkah pertama menjadi pedoman Henky Suryaputra dalam berinvestasi.
Direktur Keuangan dan Perencanaan Bisnis PT Bank Sahabat Sampoerna ini meyakini, dengan memulai, seseorang akan terdorong untuk terus belajar dan beradaptasi.
Prinsip ini ia bentuk dari pengalaman panjangnya dalam berinvestasi selama beberapa dekade.
Henky mulai mengenal dunia keuangan sejak usia lima tahun, ketika orang tuanya membukakan tabungan di bank sebagai sarana belajar menabung.
Ketertarikan terhadap investasi berkembang saat ia kuliah di New South Wales University, Australia, pada pertengahan 1990-an. Ia mulai mencoba berbagai instrumen seperti saham, valuta asing (forex), hingga waran.
Baca Juga: Mahfud MD Tegaskan Menteri Jangan Takut Bongkar Otak di Balik Pagar Laut
Pada masa muda, Henky merupakan investor agresif. Sekitar 70% hingga 80% asetnya ditempatkan pada instrumen berisiko tinggi seperti saham, forex, dan produk derivatif.
Motivasi awalnya adalah untuk meringankan beban finansial orang tua. Namun, seiring waktu, tujuannya bergeser untuk mencapai kemandirian finansial.
Krisis keuangan 1998 menjadi titik balik dalam perjalanannya. Nilai asetnya tergerus tajam. "Saya sempat terpukul, tapi dari situ saya belajar untuk bangkit, menjadi lebih tenang dan disiplin," ujarnya.
Setelah menyelesaikan studi sarjana, Henky bekerja dan melanjutkan pendidikan S2 di Australia. Saat mulai bekerja, strategi investasinya pun berubah menjadi lebih terukur dan terdiversifikasi.
Ketika membangun keluarga, pendekatannya kembali bertransformasi untuk mengutamakan stabilitas dan keamanan finansial keluarga.
Baca Juga: Cek 5 Petuah Robert Kiyosaki Jika Ingin Kaya, Salah Satunya Jangan Takut Gagal
Kini, Henky menempatkan sekitar 50% hingga 60% portofolionya pada instrumen pendapatan tetap. Porsi saham yang dulunya dominan, kini hanya sekitar 10%. Ia masih berinvestasi di forex dengan porsi yang sama, yaitu 10%.
Selain itu, Henky juga pernah mencoba investasi alternatif seperti lukisan saat tinggal di Australia. Ia menyewakan koleksi lukisannya ke berbagai kantor, menjadikannya tidak hanya sebagai aset seni, tetapi juga sumber pendapatan.
Saran untuk Investor Muda
Henky menekankan pentingnya memahami tujuan investasi dan profil risiko sebelum memulai.
Ia menyarankan generasi muda untuk memulai dengan mengalihkan sebagian dana gaya hidup, seperti untuk kopi kekinian, bioskop, atau jalan-jalan, ke investasi.
Misalnya, jika biasanya 50% pendapatan dihabiskan untuk hiburan, maka bisa dikurangi menjadi 25%, dan sisanya dialokasikan untuk investasi.
Pemula yang memiliki profil konservatif dapat memulai dengan instrumen berisiko rendah seperti deposito atau obligasi.
Baca Juga: Jangan Takut, Ini Daftar Pertanyaan yang Bisa Ditanyakan saat Interview Kerja
Bagi yang lebih agresif, bisa mencoba saham blue chip sebagai langkah awal, lalu secara bertahap mempelajari instrumen berisiko tinggi seperti kripto.
Henky juga merekomendasikan emas sebagai pilihan investasi jangka panjang.
Meski banyak orang menunda membeli emas karena harganya dianggap mahal, faktanya harga emas terus mengalami kenaikan dalam lima tahun terakhir.
Ia mengingatkan, investasi membutuhkan konsistensi dan kesabaran.
"Jangan ikut-ikutan. Setiap orang harus belajar menganalisis, memahami dasar-dasar investasi, dan menyusun strategi sebelum mengambil keputusan," ujarnya.
Selanjutnya: Kode Redeem Honor of Kings (HoK) Juni 2025 Terbaru Banjir Reward! Yuk Klaim Sekarang
Menarik Dibaca: Edukasi Layanan Keuangan Digital, AFTECH & HukumOnline Gelar Sosialisasi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News