Sumber: CNBC | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
SHANGHAI. Setelah memulai awal tahun dengan pergerakan positif, saat ini, saham-saham yang diperdagangkan di bursa China melorot tajam. Pelaku pasar mencemaskan akan adanya bubble pada pasar properti serta outlook pertumbuhan ekonomi Negeri Panda itu.
Berdasarkan analisis teknikal Ray Barros dari Ray Barros Trading Group, bursa China belum sampai pada penurunan terburuk. Dia memprediksi, pasar saham China akan terus terkoreksi hingga mencapai 15%, khususnya Shanghai Composite Index, dalam dua bulan ke depan.
"Bursa China memiliki pergerakan yang kuat daro level 1.950 ke level tertingginya di 2.443. Setelah itu, Shanghai Composite akan mengalami penurunan yang cukup besar. Ini merupakan penurunan awal menuju level 1.900-1.950," paparnya.
Barros mendeskripsikan, reli bursa China yang sudah mencapai 25% dalam tiga bulan dari Desember hingga Februari ini, sebagai "bear market rally" yang prosesnya tengah berlangsung.
Penjelasan Barros begini. Shanghai Composite sudah masuk ke dalam fase bear market sejak 2009, yakni periode di mana market menyentuh level tertinggi dan level terendahnya.
Jika indeks Shanghai menguji level 1.900-1.950, maka indeks bisa terus menurun ke level resisten berikutnya yakni 1.600. Namun, lanjut Barros, kondisi itu sepertinya belum akan terjadi hingga September mendatang.
Dia juga menambahkan, kecepatan dari penurunan pasar saham China sangat tergantung dari isu bailout Siprus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News