kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Hasil Pemilu 2024 Bisa Berdampak Positif ke Pasar Saham


Rabu, 14 Februari 2024 / 21:52 WIB
Hasil Pemilu 2024 Bisa Berdampak Positif ke Pasar Saham
ILUSTRASI. Pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka unggul di sejumlah lembaga dalam perhitungan cepat alias quick count.


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hari pencoblosan Pemilu 2024 sudah berlangsung. Pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka unggul di sejumlah lembaga dalam perhitungan cepat alias quick count

Berdasarkan Litbang Kompas pukul 21.21 WIB, Rabu (14/2), dari 88,45% suara yang masuk dalam quick count, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka berhasil mengantongi 58,73% suara. 

Pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar menyusul dengan perolehan suara sebesar 25,10% dan pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD dengan 16,17% suara.

Hasil quick count hari ini membuka peluang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 akan berlangsung satu putaran saja.

Baca Juga: Raih Suara Tertinggi di Quick Count, Prabowo Optimistis Bisa Menang Satu Putaran

Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, Abdul Azis Setyo Wibowo melihat, hasil dari quick count bisa saja berdampak positif bagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) untuk jangka pendek.

Sebab, hasil quick count memperlihatkan kemungkinan pilpres hanya satu putaran. Namun, pasar tentu masih harus menunggu hasil resmi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU). 

Namun, di sisi lain, juga perlu diperhatikan sentimen global terhadap pergerakan pasar modal Indonesia. Misalnya, rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) kemarin yang di atas ekspektasi pasar.

Baca Juga: Begini Prediksi Respons Pasar Atas Hasil Quick Count Pemilu 2024

“Hal ini memungkinkan The Fed tidak begitu agresif dalam menaikkan suku bunga,” kata Azis kepada Kontan.co.id, Rabu (14/2).

Azis melihat, Indonesia dalam 10 tahun ke depan masih akan cenderung stabil. Sebab, The Fed akan cenderung tidak agresif dalam menurunkan suku bunga, karena data inflasi yang masih tinggi.

“Kami memperkirakan IHSG bergerak di level 7.600 pada semester I dan 7.800 hingga akhir tahun 2023. Untuk rupiah, kami perkirakan jika menguat hingga akhir tahun, masih berada di level Rp 15.000 per dolar AS,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×