Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hari pencoblosan Pemilu 2024 sudah berlangsung. Pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka unggul di sejumlah lembaga dalam perhitungan cepat alias quick count.
Berdasarkan Litbang Kompas Rabu (14/2) pukul 20.57 WIB, dari 87,25% suara yang masuk dalam quick count, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka berhasil mengantongi 58,80% suara.
Pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar menyusul dengan perolehan suara sebesar 25,01% dan pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD dengan 16.19% suara. Hasil quick count hari ini membuka peluang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 akan berlangsung satu putaran saja.
Baca Juga: Intip Proyeksi Arah IHSG di Tengah Peluangan Pilpres Satu Putaran
Pengamat Pasar Modal dari Universitas Indonesia Budi Frensidy melihat, pilpres satu putaran akan memberikan kepastian dan kepercayaan diri pasar yang lebih baik, sehingga membuat angin positif buat pasar.
“Sangat mungkin saham-saham para pendukung pasangan yang menang akan mendapatkan sentimen positif. Seperti pada pilpres sebelumnya, pasar akan bergairah dan IHSG akan naik, tetapi ii lebih karena faktor euforia,” kata Budi kepada Kontan.co.id, Rabu (14/2).
Untuk mempertahankan momentum kenaikan ini, pasar masih akan menunggu susunan kabinet bentukan pemenang pemilu.
”Jika sesuai dengan ekspektasi pasar, sentimen positif untuk bursa akan terus bertahan,” ungkap Budi.
Baca Juga: Simak Prospek Kinerja Sektor Retail di Tahun Pemilu
Direktur Ekuator Swarna Investama Hans Kwee melihat, saat ini pasar saham sebenarnya netral terhadap semua pasangan calon presiden. Pasar hanya menginginkan pemilu berlangsung damai.
“Biasanya, pasar saham akan naik setiap kali ada pemimpin baru,” ujar Hans kepada Kontan.co.id, Rabu (14/2).
Investor asing belakangan ini juga tengah melirik pasar modal Indonesia untuk berinvestasi. Sebab, pergerakan emerging markets, seperti India dan Indonesia, masih positif akibat potensi pemotongan suku bunga global.
Baca Juga: Usai Pemilu, IHSG Diproyeksi Bakal Melemah pada Perdagangan Kamis (15/2)
Hans melihat, IHSG mungkin menguat setelah pemilu, tetapi ada kemungkinan rupiah justru melemah karena kemarin data inflasi Amerika Serikat (AS) cukup tinggi.
Menurut Hans, IHSG berpotensi bergerak ke level 7.650-7.850 di akhir tahun 2024. Namun, hal itu lebih didorong oleh faktor penurunan suku bunga global di semester II 2024.
“Sektor hilirisasi khususnya nikel, sektor konsumer, sektor perkebunan, sektor konstruksi, sektor infrastruktur dan semen kemungkinan akan prospektif di tahun ini,” ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News