Reporter: Akhmad Suryahadi, Barly Haliem, Ika Puspitasari | Editor: Khomarul Hidayat
Kejutan dari TPIA, BRPT dan GGRM
Arena Liga Saham Big Cap pekan lalu juga diwarnai kejutan lain dari saham PT Chandra Asri Tbk (TPIA), dan saham BRPT. Dua emiten saham milik taipan Prajogo Pangestu, TPIA dan BRPT, misalnya, kompak menembus rekor harga tertinggi baru.
Saham TPIA mencetak rekor harga tertinggi baru di level Rp 9.950 per saham pada perdagangan Kamis (12/12). Sementara saham BRPT menorehkan rekor tertinggi baru di harga Rp 1.450 per saham pada perdagangan Senin (9/12).
Sejauh ini saham TPIA dan saham BRPT tercatat sebagai saham pencetak kenaikan harga tertinggi di deretan saham big cap. Sejak awal tahun ini sampai penutupan bursa saham pekan lalu, saham BRPT melesat 197,07%, dan melonjak 251,49% jika dihitung setahun terakhir. Adapun saham TPIA melejit 67,09% sejak awal tahun, dan melompat 91,30% dalam setahun terakhir.
Baca Juga: Perang dagang mereda, IHSG diproyeksi menguat
Nasib sebaliknya dicatatkan oleh saham Gudang Garam Tbk (GGRM). Saham emiten rokok asal Kediri, Jawa Timur itu sempat terpental dari papan peserta Liga Saham Big Cap pekan lalu. Sebab nilai kapitalisasi pasar (market cap) saham GGRM turun lagi ke bawah Rp 100 triliun.
Pada perdagangan saham Kamis (12/12), harga saham GGRM turun 350 poin atau 0,67% menjadi Rp 51,850 per saham. Market cap saham GGRM pun merosot menjadi Rp 99,76 triliun.
Memang, pada penutupan bursa saham Jumat (13/12), harga saham GGRM naik 175 poin atau 0,34% menjadi Rp 52,025 per saham. Alhasil, market cap saham GGRM naik menjadi Rp 100,1 triliun dan masuk lagi ke jajaran big cap di atas Rp 100 triliun.
Namun posisi saham GGRM masih goyah dan rawan terpental lagi dari Liga SahamBig Cap. Sebab dalam beberapa waktu terakhir sentimen negatif selalu membayangi saham emiten rokok.
Baca Juga: Kinerja IDX Growth30 melesat jauh dibanding IHSG, ini penyebabnya
Tekanan paling menonjol terhadap saham rokok masih berasal dari kenaikan cukai rokok sebesar 23% di tahun depan. Sentimen ini dinilai akan menurunkan kinerja keuangan emiten rokok maupun kinerja saham emiten rokok.