Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tidak semulus yang diharapkan. Sejak awal tahun hingga perdagangan Jumat (13/12) atau secara year to-date (ytd), IHSG hanya menguat 0,05%.
Pencapaian ini tertinggal jauh bila dibandingkan salah satu indeks anyar bentukan Bursa Efek Indonesia yakni IDX Growth30 (IDXG30). Secara ytd, IDXGrowth30 telah menguat hingga 4,66%.
Untuk diketahui, IDX Growth 30 adalah indeks yang mengukur kinerja 30 saham yang memiliki tren pertumbuhan laba bersih dari pendapatan relatif terhadap harga dengan likuiditas transaksi serta kinerja keuangan yang baik. Adapun beberapa emiten yang tercatat dalam kategori Indeks ini diantaranya TLKM, BBCA, BBRI, BBNI, INTP, SMGR, CPIN, TPIA, ICBP, GGRM, BRPT, INKP, dan masih banyak lagi.
Baca Juga: OJK Siapkan Aturan Produk Investasi Baru
Presiden Direktur CSA Institute Aria Santoso menilai, moncernya pergerakan IDX Growth30 tidak lepas konstituen indeks ini yang memiliki pertumbuhan kinerja keuangan yang baik. Sebut saja PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) yang mencatatkan kenaikan laba bersih 15,67% secara tahunan menjadi Rp 16,46 triliun pada kuartal III 2019.
Pun begitu dengan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang berhasil meraih laba konsolidasi senilai Rp 20,9 triliun atau tumbuh 13,0% secara tahunan. Di sektor barang konsumsi, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) juga sukses mencatat laba bersih hingga Rp 5,81 triliun atau meningkat 16,7% ada kinerja yang berakhir September 2019.
“Emiten yang ada di dalam IDX Growth30 merupakan perusahaan yang cukup stabil pertumbuhannya dan menjadi pilihan para investor. Sehingga, masih dapat bertahan cukup baik di level yang lebih tinggi dibandingkan indeks lainnya,” ujar Aria kepada Kontan.co.id, Jumat (13/12).
Baca Juga: IHSG bangkit, berikut valuasi saham yang cetak untung tinggi, Jumat (13/12)
Di sisi lain, Head of Research Samuel Sekuritas Indonesia Suria Dharma mengatakan, terjegalnya pergerakan IHSG sejak awal tahun salah satunya disebabkan oleh penurunan harga saham PT Astra International Tbk (ASII), PT Gudang Garam Tbk (GGRM), dan PT HM Sampoerna Tbk (HMSP).
Melansir RTI Business, ketiga saham ini telah mengalami penurunan yang cukup dalam sejak awal tahun. ASII misalnya, telah terkoreksi 16,72% sejak awal tahun. Saham GGRM telah tergerus 37,79% bahkan harga saham HMSP telah terkoreksi 44,47% secara year-to-date.
Baca Juga: Pekan ini IHSG menguat 0,17%, begini proyeksi IHSG di pekan depan
Khusus untuk saham GGRM dan HMSP, Suria mengatakan penurunan kedua saham rokok ini terimbas rencana penerapan cukai rokok tahun depan. Asal tahu, pemerintah akan menaikkan cukai rokok hingga 23% dan harga jual eceran 35%.
Selain itu,Suria menilai amblesnya saham HMSP, GGRM, dan ASII juga akibat aturan free float yang diterapkan bursa beberapa waktu lalu. “Karena cukai yang terlalu tinggi naiknya dan sebelumnya sudah tertekan karena aturan free float,” terang Suria kepada Kontan.co.id, Jumat (13/12).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News